Keraton Kanoman salah satu bangunan kesultanan Cirebon dan tonggak berkembangnya agama Islam. Kraton ini mempunyai paduan gaya arsitektur Kolonial dan Jawa yang membuat terlihat unik. Kreaton yang memiliki museum yang menyimpan benda-benda bersejarah dan mitos Tujuh Sumur yang menambah daya tariknya.
Harga Tiket: Rp 10.000; Map: Cek Lokasi Alamat: Jl. Kanoman No.40, Kec. Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat. |
Menghabiskan waktu liburan tidak melulu harus ke pantai atau alam terbuka, tempat sejarah pun bisa menjadi pilihan. Jika Anda tertarik cobalah kunjungi Keraton Kanoman Cirebon, yang punya sejarah dibalik tersebarnya agama Islam di kota udang ini. Arsitektur bangunan yang memikat menjadi daya tarik, berikut beberapa keistimewaan lain dari peninggalan sejarah ini.
Daftar Konten
Sekilas Tentang Keraton Kanoman Cirebon
Keraton Kanoman identik dengan tonggak sejarah kota Cirebon sekaligus perkembangan agama Islam di wilayah Jawa Barat. Pendirinya adalah Pangeran Mohamad Badrudin yang bergelar Sultan Anom I pada tahun 1588 M. Beliau merupakan keturunan ketujuh dari Sunan Gunung Jati atau Syarief Hidayatullah. Tahun bediri keraton ini dibuktikan dalam sebuah prasasti.
Ketika Anda berkunjung nantinya bisa menemukan prasasti tersebut di depan pintu Pandopa Jinem. Pada permukaan peninggalan sejarah ini terpahat gambar Surya Sangkala dan Chandra Sangkala. Apabila diartikan menjadi matahari (angka 1), wayang darma kusumah (angka 5), bumi (angka 1), dan bintang kemangmang (angka 0), lalu satukan akan membentuk angka.
Di dalam keraton menyimpan jejak Sunan Gunung Jati, yang kala itu menyebarkan agama Islam di wilayah ini. Sejumlah perabotan yang dipajang merupakan alat-alat syiar milik Sunan Gunung Jati. Maklum pada masa itu Sunan Gunung Jati pernah memimpin di Kesultanan Cirebon pada 1479-1568. Di tahun-tahun tersebut ajaran Islam mulai masuk perlahan ke masyarakat.
Meskipun sudah lama berdiri namun tempat ini selalu dipugar setiap tahunnya. Bahkan upacara adat masih sering diadakan di pelataran keraton. Salah satunya tradisi Grebeg Syawal yaitu seminggu setelah Idul Fitri. Biasanya para pengunjung akan ziarah ke makam leluhur dan makam Sunan Gunung Jati di Desa Astana, sambil wisata sejarah di area keraton.
Daya Tarik yang Dimiliki Keraton Kanoman
Bangunan keraton hampir didominasi oleh warna putih dengan luas kurang lebih 6 hektar. Ada pendopo yang cukup luas dengan sebuah altar di dalamnya, salah satu daya tarik wisatawan. Belum lagi keramik pada semua dinding Keraton Kanoman berasal dari keramik Tiongkok. Hal ini melambangkan relasi antara Keraton di Cirebon dengan Komunitas Tionghoa sejak lama.
Tempat wisata ini dikelilingi oleh pohon-pohon beringin yang besar dan rimbun. Tak ketinggalan beberapa area taman di dalam keraton yang didominasi oleh benteng bata. Sehingga memancarkan kesan unik bagi para wisatawan yang datang berkunjung. Latar bata tersebut sering kali menjadi spot foto favorit karena menampilkan kesan klasik pada gambar.
Bangunan keraton seluruhnya menghadap ke utara, seperti peninggalan keraton di Jawa pada umumnya. Di sisi utara bangunan ini terdapat pasar tradisional, sedangkan pada bagian selatan dan timur dipenuhi oleh pemukiman penduduk. Taman Siswa terletak di sisi barat keraton, lalu ada alun-alun yang letaknya tidak jauh, menyajika berbagai menu kuliner daerah.
Keraton Kanoman mempunyai museum yang setiap pintu diukir sangat indah. Anda akan banyak menemukan koleksi peninggalan sejarah, terutama milik Sunan Gunung Jati. Diantara koleksi tersebut ada yang paling penting, ialah Kereta Perang Paksi Naga Liman dan Kereta Jempana. Kedua kendaraan milik kerajaan ini diklaim sebagai kereta tertua pada zamannya.
Kereta Paksi Naga Liman terbuat dari kayu sawo dan dibuat oleh Pangeran Losari pada tahun 1428 M. Kendaraan ini merupakan kereta kebesaran Sunan Gunung Jati, yang kala itu memerintah Kesultanan Cirebon tahun 1479-1568. Bentuknya terdiri dari burung, naga, dan liman (gajah) yang memegang senjata trisula. Paduan bentuk ini melambangkan tiga kekuatan dan keutuhan wilayah.
Sedangkan Kereta Jempana adalah kereta kebesaran permaisuri dengan ukiran bermotif batik Cirebon. Kendaraan kerajaan ini dirancang pada tahun 1428 M atas arahan Pangeran Losari. Dulunya Jempana sering digunakan permaisuri untuk bepergian, entah memantau kondisi rakyat atau sedikit lebih jauh. Anda bisa berfoto dengan latar kereta ini, sangat epik di kamera.
Koleksi lain yang tak kalah penting ialah singgasana Sri Sultan, yang usianya lebih dari 700 tahun. Kursi kebesaran tersebut terbuat dari gading yang umurnya lebih dari usia kursi. Singgasana tersebut pernah digunakan ketika awal pemerintahan Kesultanan Cirebon hingga pemerintahan Sri Sultan Kanoman ke-8. Sedangkan koleksi lainnya berupa senjata dan alat syiar.
Ada salah satu bangunan yang diagungkan di wisata ini yaitu Witana. Bangunan ini adalah tempat tinggal pertama yang didirikan ketika membangun Dukuh Caruban. Witana berarti panggung dengan atap tanpa dinding dan tempat persemayaman sementara raja. Tempat ini selalu ramain pengunjung, baik melihat-lihat isi dalamnya, ziarah, ataupun mempelajari keunikannya.
Satu lagi sisi unik dari Keraton Kanoman ialah arsitektur bangunan, perpaduan Jawa dan budaya setempat yang kental. Dari pintu depan Anda akan disambut dengan patung Naga berwarna putih. Kemudian pengunjung bisa menyusuri keelokan dan keunikan bangunan dari utara hingga selatan. Tata ruang kompleks cukup memanjakan mata dengan empat bagian halaman.
Tidak ketinggalan Tujuh Sumur milik keraton, dua diantaranya berada di dalam keraton dan hanya bisa dilihat pada hari-hari tertentu. Sumur-sumur tersebut memiliki keutamaan, menurut warga setempat bisa mewujudkan keinginan yang punya hajat. Letak sebagian sumur berada di Kebon Jimat, suatu tempat sakral dan privasi milik keluarga keraton.
Sebenarnya jika dilihat secara keseluruhan, bangunan Keraton Kanoman terkesan mistik. Hal ini terbukti dari desain arsitekturnya yang sangat kejawen. Apalagi tambahan usur tua dari dinding-dinding keraton yang mengelupas. Namun justru inilah yang menjadi daya tarik bahkan menjadi objek foto favorit para fotografer terkenal.
Alamat, Rute Lokasi dan Harga Tiket Masuk Keraton Kanoman
Keraton Kesultanan ini beralamat di Jalan Kanoman, Lemahwungkuk, Kec. Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat. Lokasinya tersembunyi tepat berada di belakang Pasar Kanoman. Sehingga ketika Anda berkunjung harus melewati pasar dulu, barulah menemukan tempat besejarah ini. Aksesnya tidak begitu sulit hanya saja agak sempit untuk kendaraan roda empat.
Untuk menikmati liburan di objek wisata ini Anda perlu membayar biaya masuk sekitar 10 ribu. Biaya ini sudah termasuk seluruh fasilitas di dalam keraton, bahkan melihat koleksi di dalam museum. Sedangkan untuk retribusi parkir kurang lebih 3 ribu khusus motor, dan 5-10 ribu untuk kendaraan besar. Anda bisa memakirkan kendaraan di pasar ataupun lahan yang tersedia.
Aktivitas Seru yang Bisa Dilakukan di Keraton Kanoman
1. Mengunjungi Museum
Di dalam keraton terdapat museum yang sudah dibangun apik dan tampak modern. Ada beragam koleksi yang dipajang di dalam etales museum. Kereta Paksi Naga Liman dan Kereta Jempana adalah koleksi paling populer di dalam keraton bersejarah ini. Karena keduanya merupakan peninggalan dari kesultanan. Sayangnya pengunjung hanya bisa memotretnya saja.
Selain dua kereta tersebut, Anda bisa menemukan sederet peninggalan sejarah lainnya. Seperti senjata keris, tombak, gamelan, prasasti, hingga dokumen tertulis milik kerajaan. Bahkan beberapa dokumentasi yang menggambarkan cerita sejarah pada zaman kesultanan dahulu. Bagi Anda yang senang mempelajari sejarah mungkin berkunjung ke museum opsi yang tepat.
2. Belajar Sejarah dari Witana
Witana merupakan bangunan tempat tinggal pertama di Dukuh Caruban. Dukuh ini sudah ada sejak abad ke-15 dan kala itu terdapat Keraton Pakungwati dan Tajug Pejlagrahan pada tahun 1452 M. Di masa tersebut dukuh berkembang pesat dan penduduknya punya beragam mata pencaharian. Itulah mengapa dinamakan Caruban yang berarti campuran.
3. Berkeliling di Area Keraton
Keraton Kanoman terbagi menjadi 4 wilayah yaitu halaman depan, halaman pertama, halaman kedua, dan halaman ketiga. Di halaman depan wisatawan dapat menyusuri bangunan Cangkup Alu, Cangkup Lesung, Pancaratna, dan Pancaniti. Pancaratna berada di sebelah barat pintu masuk, sedangkan Pancaniti berada di sebelah timur pintu masuk.
Lalu di halaman pertama atau lemah duwur diberi pagar bata setinggi 1,3 m. Ada dua bangunan disini yaitu Balai Manguntur dan Panggung. Anda akan terkesima dengan Balai Manguntur yang berhias keramik-keramik piring, bentuk dindingnya melengkung ke atas menyerupai gerbang. Sedangkan Panggung digunakan sebagai tempat pertunjukan yang dipersembahkan untuk raja.
Halaman kedua mempunyai denah cukup unik dengan bentuk L. Di dalamnya berisi dua bangunan yaitu Bale Paseban dan Gerbang Seblawong di sisi utara. Bangunan ini berfungsi untuk ruang tunggu menghadap sultan dan terkesan sedikit eksklusif. Lalu di halaman ketiga wisatawan akan menjumpai banyak bangunan, dengan campuran desain Kolonial dan Jawa.
Fasilitas yang Tersedia di Keraton Kanoman Cirebon
Sebagai tempat wisata tentu saja ada beberapa fasilitas yang tersedia disini. Hanya saja tidak cukup banyak mengingat area kesultanan masih cukup sakral. Keraton dilengkapi dengan pusat tempat belajar sejarah, pusat informasi, toilet, dan pemandu wisata. Di luar keraton juga terdapat Alun-Alun yang menyediakan banyak kuliner dengan harga terjangkau.
Berkunjung ke Cirebon sesekali harus wisata sejarah ke Keraton Kanoman. Disini Anda akan dimanjakan dengan arsitektur bangunan yang cukup unik. Di dalam keraton semua peninggalan sejarah masih lengkap, bahkan tetap dijaga untuk menonjolkan sisi sakral. Anda tidak hanya refreshing pikiran di tempat ini, tapi turut belajar bagaimana sejarah masa lalu.