Harga Tiket: -; Map: Cek Lokasi Alamat: Karang Kulon, Wukirsari, Kec. Imogiri, Kab. Bantul, DI Yogyakarta. |
Wilayah Yogyakarta merupakan pusat dari kerajaan-kerajaan yang pernah berjaya di masa lampau, mulai dari Kerajaan Mataram Kuno yang bercorak Hindu-Buddha hingga Kerajaan Mataram Islam. Oleh karena itulah jejak-jejak kerajaan tersebut dapat ditemukan di wilayah Yogyakarta, mulai dari candi hingga makam kuno. Walau dalam perkembangannya peninggalan berupa candi cenderung lebih terkenal.
Salah satu peninggalan Kerajaan Mataram yang masih ada hingga sekarang adalah Makam Raja-Raja Imogiri di Bantul, yaitu kompleks pemakaman tua dengan nilai sejarah yang tinggi. Tempat bernilai sejarah yang juga dikenal sebagai Pasarean Imogiri ini sangat menarik karena tidak memiliki aturan yang ketat.
Daya Tarik Wisata Makam Raja-Raja Imogiri
1. Pemakaman yang Penuh dengan Nilai Sejarah
Makam Raja-Raja Imogiri merupakan kompleks pemakaman yang dibangun ratusan tahun lalu, tepatnya pada tahun 1632 ketika Kerajaan Mataram Islam dipimpin oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma, Raja Mataram Islam yang ketiga. Sejarah dibangunnya kompleks pemakaman ini menurut masyarakat setempat adalah Sultan Agung Hanyakrakusuma ingin mencari tanah yang akan digunakan untuk tempat pemakaman.
Menggunakan pasir yang berasal dari Arab, Sultan Agung Hanyakrakusuma melemparkan pasir tersebut dari istananya yang terletak di daerah Pleret. Tempat jatuhnya pasir tersebut, yaitu bukit yang ada di Imogiri kemudian dijadikan sebagai tempat untuk membangun pemakaman.
Sultan Agung Hanyakrakusuma wafat 13 tahun setelah pemakaman tersebut selesai dan menjadi orang pertama yang dimakamkan di Pasarean Imogiri, yaitu di bagian paling tinggi dari kompleks pemakaman tersebut. Istri-istrinya yang wafat kemudian juga turut dimakamkan di sini.
2. Makam Raja-Raja
Setelah Sultan Agung Hanyakrakusuma, Pasarean Imogiri alias Makam Raja-Raja Imogiri kemudian digunakan untuk memakamkan raja-raja selanjutnya dari Kerajaan Mataram Islam. Bahkan, tempat ini tetap digunakan sebagai pemakaman raja-raja setelah Mataram Islam terbelah menjadi Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta. Hal inilah yang membuat Pasarean Imogiri memiliki beberapa kompleks utama, yaitu Kasultanagungan, Pakubuwanan, Kasultanan Yogyakarta, dan Kasunanan Surakarta.
Letak pemakaman raja-raja dari Kasunanan Surakarta ada di sebelah barat, sedangkan sebelah timur digunakan untuk pemakaman raja-raja dari Kasultanan Yogyakarta. Sementara makam Sultan Agung Hanyakrakusuma ada di bagian puncak dan paling tinggi di kompleks pemakaman ini. Wisatawan bisa menjelajah setiap sudutnya untuk melihat beberapa makam raja yang disemayamkan di sini.
3. Kompleks Pemakaman yang Memadukan Arsitektur Hindu-Islam
Kiai Tumenggung Citrokusumo merupakan orang yang bertanggung jawab dalam memimpin pembangunan Makam Raja-Raja Imogiri. Dari tangannya, terlahirlah kompleks pemakaman yang memadukan arsitektur Hindu dan Islam. Perpaduan ini dapat dilihat salah satunya pada tiga gapura yang harus dilalui oleh peziarah yang ingin berziarah ke makam Sultan Agung.
Bentuk gapura ini layaknya gapura yang menjaditempat suci bagi pemeluk agama Hindu, tetapi nilai filosofisnya melambangkan tiga tahapan kehidupan yang dipercaya oleh umat Islam, yaitu alam rahim, alam duniawi, dan alam kubur.Selain gapura, di pemakaman Imogiri juga terdapat masjid, kelir (pagar tembok sebagai penutup pintu gerbang), dan padasan atau tempat bersuci.
Di kompleks pemakaman ini, sangat mudah untuk membedakan makam pria dan wanita. Pasalnya, nisan pada kompleks pemakaman Imogiri dibedakan antara pria dan wanita di mana nisan untuk pria bagian atasnya runcing, sedangkan nisan untuk wanita bagian atasnya tumpul.
Alamat dan Cara Menuju Lokasi
Makam Raja-Raja Imogiri ini terletak di Kabupaten Bantul, Daerah istimewa Yogyakarta, tepatnya di Desa Girirejo dan Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri. Lokasi makam ini ada di perbukitan yang masih satu gugusan dengan Pegunungan Seribu, yaitu di sebelah selatan Kota Yogyakarta yang dapat dicapai dengan melakukan perjalanan sekitar 45 menit. Untuk sampai ke Pasarean Imogiri, peziarah dapat menggunakan kendaraan umum seperti minibus maupun kendaraan pribadi.
Rute yang harus ditempuh jika ingin berziarah ke tempat ini adalah dimulai dari terminal Giwangan lurus ke selatan melalui Jalan Imogiri Timur. Setelah melakukan perjalanan selama 30 menit atau sekitar 20 kilometer, Anda akan sampai pada pertigaan Kecamatan Imogiri.
Ambil arah kiri (timur) dari pertigaan tersebut kemudian lurus kira-kira satu kilometer sampai menemukan papan petunjuk parkir di sekitar Makam Raja-Raja Imogiri.
Harga Tiket Masuk Makam Raja-Raja Imogiri
Bagi pengunjung yang ingin berziarah ke kompleks pemakaman, tidak ada biaya tiket masuk yang harus dibayar, hanya memberikan sumbangan di tempat juru kunci makam. Besarnya sumbangan yang diberikan tergantung dari keikhlasan peziarah. Selain memberikan sumbangan, peziarah juga perlu mengisi buku tamu.
Pasarean Imogiri dibuka tiga hari dalam seminggu, yaitu pada hari Minggu, Senin, dan Jumat. Jam bukanya juga hanya sebentar, yaitu dimulai pukul 10.00–13.00 WIB sehingga tidak sampai sore. Khusus pada bulan Ramadhan, Makam Raja-Raja Imogiri ditutup selama satu bulan penuh sehingga tidak dapat menerima peziarah. Meski begitu, makam ini dibuka begitu bulan Ramadhan berakhir, yaitu pada tanggal 1 Syawal atau Hari Raya idul Fitri. Selain 1 Syawal, Pasarean Imogiri juga dibuka pada tanggal 8 Syawal dan 10 Dzulhijjah (Hari Raya Idul Adha).
Ragam Aktivitas yang Menarik Dilakukan
1. Ziarah Sambil Belajar Sejarah
Sebagai tempat dimakamkannya raja-raja sejak zaman Mataram Islam, Makam Raja-Raja Imogiri merupakan tempat yang tepat untuk belajar tentang sejarah kerajaan yang pernah berkuasa di Yogyakarta, khususnya Kerajaan Mataram Islam, Kasultanan Yogyakarta, dan Kasunanan Surakarta. Di samping belajar sejarah, kompleks pemakaman ini juga merupakan destinasi wisata sejarah dan religius yang dapat dikunjungi.
Upacara pembersihan “nguras” Padasan Kong Enceh dilakukan di pemakaman ini setiap bulan Suro menurut kalender Jawa. Padasan atau kong atau enceh ini merupakan tempat bersuci atau berwudhu yang terdapat di kompleks pemakaman Imogiri. Padasandiisi setahun sekali pada hari Selasa Kliwon dan Jumat Kliwon yang pertama di bulan Suro melalui upacara tradisi khusus tersebut.
2. Mendaki Ratusan Anak Tangga
Kompleks Makam Raja-Raja Imogiri letaknya ada di atas bukit. Oleh karena itulah peziarah yang berkunjung ke sini harus melalui anak tangga untuk sampai ke kompleks pemakaman. Anak tangga ini lebarnya sekitar 4meter dengan kemiringan 45 derajat. Oleh karena itulah peziarah harus mendaki anak tangga dengan hati-hati.
Selain itu, Jumlah anak tangganya sangat banyak, mencapai ratusan. Terkait jumlah anak tangga di sini, penduduk setempat percaya bahwa semua keinginan pengunjung akan terkabul jika mampu menghitung jumlah anak tangga dengan benar.
Pengunjung yang ingin berziarah ke makam Sultan Agung harus mendaki lebih jauh karena makam Sultan Agung letaknya paling tinggi di kompleks pemakaman Imogiri. Selain harus mendaki anak tangga, peziarah yang ingin ke sana juga harus melalui tiga gapura yang melambangkan tiga tahap kehidupan manusia dalam kepercayaan Islam.
Di antara gapura tersebut, terdapat jasad manusia yang dikubur terpisah, yaitu Tumenggung Endranata, pengkhianat yang dieksekusi dan dipenggal karena berpihak kepada Belanda. Kepalanya dikubur di tengah gapura, badannya dikubur di bawah tangga dekat gapura, sementara kakinya dikubur di tengah kolam.
3. Memakai Pakaian Tradisional
Salah satu hal menarik dari Makam Raja-Raja Imogiri adalah pengunjung yang datang untuk berziarah ke sini tidak dapat masuk secara sembarangan, melainkan harus menggunakan pakaian tradisional Mataram layaknya abdi dalem atau pelayan raja-raja pada zaman dahulu.
Peziarah pria harus memakai beskap berwarna hitam atau biru tua bergaris, tidak memakai keris. Bisa juga dengan memakai jarit atau kain tanpa baju. Sementara itu, peziarah wanita diwajibkan menggunakan kemben, tanpa memakai perhiasan apa pun.
Namun, peraturan ini tidak berlaku untuk kerabat istana khususnya putra-putri raja karena ada peraturan lain yang harus dipatuhi, yaitu pria menggunakan beskap tanpa keris, sedangkan putri dewasa menggunakan kebaya dengan ukel tekuk. Sementara itu, putri yang masih kecil menggunakan sabuk wolo ukel konde.
Fasilitas Penunjang di Makam Raja-Raja Imogiri
Sebagai kompleks pemakaman kuno untuk raja-raja, Pasarean Imogiri menyediakan buku sejarah Kerajaan mataram. Oleh karena itulah pengunjung yang datang ke sini dapat berziarah sambil belajar tentang sejarah.
Selain menyediakan buku sejarah, Makam Raja-Raja Imogiri juga menyediakan fasilitas lain yang cukup memadai untuk pengunjung, mulai dari tempat parkir, toilet umum, hingga pemandu wisata yang dapat memandu dan memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pengunjung. Ada mushola yang dapat digunakan oleh pengunjung untuk beribadah. Ada juga warung yang dapat dimanfaatkan oleh pengunjung saat merasa haus atau lapar.
Salah satu aturan yang harus dipatuhi oleh pengunjung yang ingin berziarah ke kompleks pemakaman Imogiri adalah harus menggunakan pakaian tradisional Mataram. Namun, tidak perlu bingung karena tempat ini menyediakan pakaian khusus untuk wisatawan. Hal lain yang perlu diperhatikan saat berkunjung ke Pasarean Imogiri adalah tidak diperbolehkan berfoto-foto di area makam.
Makam Raja-Raja Imogiri adalah tempat yang tepat untuk belajar tentang kerajaan-kerajaan yang pernah menguasai tanah Jawa khususnya Yogyakarta beserta sejarahnya. Tempat ini juga cocok untuk wisata religi, terutama jika Anda ingin mencoba wisata ziarah yang beda dari yang lain.