Harga Tiket: Mulai Rp 250.000; Map: Cek Lokasi Alamat: Jl. Siliran Lor, Panembahan, Kec. Kraton, Kota Yogyakarta, DI Yogyakarta. |
Jemparingan merupakan olahraga memanah khas Kerajaan Mataram. Jemparingan berasal dari kata ‘jemparing’ yang berarti ‘anak panah’. Budaya leluhur yang satu ini berasal dari Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan biasa dikenal dengan jemparingan gaya Mataram Ngayogyakarta atau Jemparingan Mataram.
Keberadaan budaya khas Mataram ini telah ada sejak awal Kesultanan Yogyakarta. Dahulu, Sultan Hamengkubuwono I memerintahkan kepada para prajuritnya berlatih memanah untuk membentuk jiwa ksatria pada diri mereka. Awalnya, kegiatan ini hanya dilakukan dilombakan untuk para penghuni kerajaan.
Namun, sekarang ini, seni memanah khas Mataram banyak diminati dan dilakukan oleh orang-orang dari berbagai kalangan yang berbeda. Seni memanah khas Mataram ini sangatlah unik karena memanah dilakukan dengan posisi duduk bersila, berbeda dengan seni memanah biasa yang pada umumnya dilakukan dalam posisi berdiri.
↦ Paket Wisata 1Hari Jogja (Tumpeng Menoreh, Kebun Teh Nglinggo & Lainnya)
Sejarah Singkat Jemparingan Mataram
Jemparingan gaya Mataram Ngayogyakarta telah ada sejak awal Kesultanan Yogyakarta yang dipimpin oleh raja pertama, yaitu Sultan Hamengkubuwono I (1755-1792). Pada Awalnya, Sultan Hamengku Buwono I memerintahkan kepada para prajuritnya untuk berlatih memanah guna membentuk watak ksatria.
Watak ksatria tersebut adalah empat nilai yang harus dimiliki warga Yogyakarta. Keempat nilai yang dimaksud oleh Sultan Hamengku Buwono I, yaitu sawiji yang berarti berkonsentrasi, greget yang berarti semangat, sengguh yang berarti percaya diri, dan ora mingkuh yang berarti bertanggung jawab.
Daya Tarik Wisata Jemparingan Mataram
1. Memanah Memakai Busana Tradisional Jawa
Dalam kegiatan memanah khas Mataram ini para pemanah diharuskan memakai busana tradisional khas Jawa. Saat melakukan jemparingan, biasanya peserta pria menggunakan surjan lengkap beserta jarik dan ikat kepala. Sementara, peserta wanita memakai kebaya dan jarik. Penggunaan busana ini menunjukkan nilai-nilai budaya Jawa yang dijunjung tinggi.
2. Memanah Dilakukan dalam Posisi Duduk Bersila
Panahan khas Mataram atau Jemparingan dilakukan dengan duduk bersila. Pemanah duduk dengan posisi menyamping dengan memegang busur dan anak panah. Busur yang dipegang ditarik ke arah kepala sebelum dilesatkan ke titik sasaran atau ke arah wong-wongan. Pemanah harus mengenai sasaran yang telah ditetapkan dengan tepat.
Dalam Jemparingan Mataram, semakin banyak anak panah yang mengenai sasaran maka semakin banyak pula poin yang didapatkan pemanah. Terlebih jika mengenai molo berwarna merah. Untuk pemanah, perlu diingat bahwa anak panah tidak diperbolehkan mengenai bola kecil yang ada di bawah bandulan karena dapat mengurangi poin.
↦ Periksa Promo Hotel di Kulon Progo
3. Filosofi ‘Pamenthanging Gendewa Pamenthanging Cipta’
Dalam konteks tujuan membentuk karakter sawiji, jemparingan sangat berbeda dengan panahan lainnya yang hanya menekankan pada kemampuan pemanah untuk membidik sasaran dengan tepat. Pemanah ala Mataram tidak membidik dengan mata, melainkan menggunakan perasaan pemanah.
Gaya memanah tersebut sesuai dengan filosofinya, yaitu ‘Pamenthanging Gendewa Pamenthanging Cipta’. Filosofi ini berarti busur ditarik dengan fokus pada sasaran. Dalam kehidupan sehari-hari, filosofi Jemparingan Mataram merupakan pesan bahwa orang yang memiliki keinginan harus fokus sepenuhnya pada tujuan tersebut.
4. Warisan Budaya Indonesia
Jemparingan khas Kerajaan Mataram ini memiliki sejarah panjang sejak awal Kesultanan Yogyakarta. Keluarga kerajaan dan prajurit mempraktikkan olahraga ini sebagai kegiatan yang kompetitif. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan ini memiliki nilai sejarah yang tinggi dan merupakan bagian dari warisan budaya Indonesia.
↦ Tur Jogja 1Hari: Candi Borobudur, Svargabhumi, Sungai Mudal & Pule Payung
Alamat, Lokasi dan Tiket Masuk
Olahraga memanah ini dapat Anda temukan di beberapa tempat di Yogyakarta. Contohnya Desa Sidorejo, Lendah, Kulon Progo, dan Keraton Yogyakarta. Selain itu, terdapat beberapa tempat di Yogyakarta yang menyediakan pengalaman jemparingan selama satu hari, yaitu Royal Ambarrukmo.
Tarif masuk dan ikut serta dalam Jemparingan Mataram bervariasi tergantung wisata yang dikunjungi. Anda bisa memesan melalui Traveloka dengan harga mulai dari Rp 250.000. Selain itu, Anda juga bisa menghubungi tempat yang ingin dikunjungi untuk informasi lebih lanjut mengenai tarif masuknya.
Ragam Aktivitas yang Menarik Dilakukan
1. Belajar Memanah Khas Kerajaan Mataram
Memanah khas Kerajaan Mataram berbeda dengan olahraga memanah lainnya. Kegiatan ini mengharuskan pemanah duduk menyamping dan menarik busur ke kepala sebelum menembakkan anak panah ke sasaran. Mempelajari teknik memanah yang tepat dapat membantu Anda menjadi pemanah yang handal.
Seperti olahraga lainnya, panahan yang merupakan ciri khas Kerajaan Mataram ini membutuhkan latihan yang teratur dan konsisten. Dengan latihan yang teratur, Anda dapat meningkatkan keterampilan memanah dan lebih memahami filosofi budaya Jemparingan Mataram.
2. Menyaksikan Pertunjukan Jemparingan Mataram
Selain ikut serta dalam kegiatan memanah, Anda juga dapat hanya menikmati pertunjukkan memanah yang dilakukan orang lain. Menyaksikan secara langsung pertunjukan panahan khas Kerajaan Mataram akan memberikan pengalaman yang mendalam terhadap warisan budaya Indonesia.
Di lapangan memanah, Anda akan menyaksikan para pemanah yang menggunakan busana tradisional Jawa lengkap, teknik memanah yang khas dan sangat unik, serta memperhatikan keindahan gerakan para pemanah di lokasi. Selain itu, Anda juga dapat mempelajari filosofi yang mendalam dari jemparingan khas Mataram.
3. Mengikuti Lomba yang Digelar
Anda juga dapat mengikuti beberapa lomba panahan yang biasanya diselenggarakan, seperti lomba Gladen Gagrak Mataram Jemparingan. Lomba ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan guna melestarikan budaya warisan budaya khas Yogyakarta.
Lomba ini juga bertujuan untuk menampilkan keindahan seni panahan tradisional serta untuk menumbuhkan minat dan bakat generasi muda dalam olahraga panahan. Dengan adanya lomba ini ,diharapkan menjadi ajang pertemuan para pemanah untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya panahan tradisional ala Mataram.
Fasilitas yang Tersedia Jemparingan Mataram
Fasilitas yang disediakan area jemparingan bervariasi tergantung pada tempat atau area yang Anda kunjungi. Umumnya, area ini menyediakan beberapa fasilitas, seperti sasana atau tempat latihan, busur dan anak panah, sasaran, dan pakaian tradisional Jawa yang akan digunakan ketika memanah.
Jemparingan Mataram biasanya dilakukan di tempat latihan khusus yang disebut dengan sasana. Sasana ini dapat berupa lapangan terbuka atau ruangan tertutup yang dirancang untuk kegiatan memanah. Sasana tersebut dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang diperlukan untuk latihan dan pertunjukan panahan.
Fasilitas utama yang tidak kalah penting adalah busur dan anak panah. Busur yang digunakan biasanya merupakan busur tradisional yang terbuat dari bahan kayu dengan desain khas. Sedangkan, anak panah yang digunakan bervariasi tergantung pada tujuan latihan atau pertunjukan.
Terdapat pula berbagai bentuk sasaran yang biasanya terbuat dari jerami atau benda lainnya yang dirancang khusus. Sasaran ini membantu pemanah untuk mengasah keterampilan dan ketepatan dalam memanah. Di area Jemparingan Mataram juga biasanya disediakan busana tradisional Jawa, seperti pakaian jangkep dan kebaya.
Terakhir, di beberapa tempat panahan khas Kerajaan Mataram ini dilengkapi dengan pendopo atau ruang pertunjukan khusus. Pendopo ini dapat digunakan untuk tempat beristirahat sambil menyaksikan jemparingan. Pendopo juga dapat digunakan untuk berdiskusi dan belajar lebih dalam tentang filosofi dan nilai-nilai yang terkandung.
Itu lah penjelasan mengenai salah satu budaya di Yogyakarta, yaitu seni memanah khas Kerajaan Mataram. Panahan ini bukan hanya sekedar olahraga biasa, melainkan juga merupakan bagian dari identitas budaya Indonesia yang kaya dan beragam. Bagaimana, apakah Anda tertarik untuk menyaksikan seni memanah yang unik ini?