Harga Tiket: Gratis; Map: Cek Lokasi Alamat: Parangtritis, Kec. Kretek, Kab.Bantul, DI Yogyakarta. |
Cepuri Parangkusumo adalah objek wisata religi yang ada di Bantul, Yogyakarta. Sesuai namanya, lokasi wisata ini tidak jauh dari Pantai Parangkusumo yang terkenal akan eksotisme nya. Pengunjung yang datang biasanya melakukan ritual keagamaan yang bercampur adat dan budaya. Tempat ini termasuk salah satu yang sakral karena asal-usulnya.
Jogja dikenal sebagai daerah istimewa yang memiliki berbagai objek wisata. Wisatawan yang datang ke sini dijamin tidak akan kecewa karena banyaknya destinasi wisata yang dapat di tuju. Dari banyaknya tempat, yang paling banyak dan tidak pernah sepi adalah pantainya. Selain Pantai Parangkusumo, ada juga Pantai Parangtritis yang tidak kalah indahnya.
Selain pantai, Cepuri Parangkusumo menjadi tujuan bagi beberapa wisatawan. Mereka biasanya mampir setelah melakukan aktivitas di pantai. Ada juga yang memang sengaja berkunjung untuk berziarah. Apapun tujuannya, yang jelas harus diingat bahwa tempat ini termasuk sakral, jadi diharapkan tetap menjaga perilaku.
Daya Tarik Wisata Cepuri Parangkusumo
Meski hanya objek wisata yang memiliki luas sekitar 80 meter persegi, namun ada banyak daya tarik yang ditemukan di sini. Bangunan yang dipagari dengan tembok putih setinggi kurang lebih 1 meter ini menyimpan kisah panjang dari pendiri Kerajaan Mataram. Berikut ulasan selengkapnya mengenai daya tarik Cepuri Parangkusumo!
1. Sejarah Cepuri Parangkusumo
Sejarah bermula ketika pendiri Kerajaan Mataram yang dikenal sebagai Panembahan Senopati bertapa di sebuah tempat di tengah laut. Ini dilakukan sebagai tirakat atau usahanya untuk mendirikan kerajaan yang digunakan sebagai kendaraan untuk melawan penjajah Belanda yang sudah lama menyengsarakan rakyat Jogja.
Usahanya tidak sia-sia, karena waktu itu muncul sosok wanita cantik di sampingnya yang menawarkan bala bantuan. Sosok ini terikat dengan wajah dari pemilik nama asli Danang Sutawijaya tersebut yang rupawan. Hingga pada akhirnya, kontrak politik pun terjadi, yakni sosok wanita yang dikenal sebagai Kanjeng Ratu Kidul bersedia membantu dengan syarat.
Adapun syarat yang dimaksud adalah menawarkan dirinya sebagai istri gaib. Kisah inilah yang menjadi cikal bakal Cepuri Parangkusumo, dimana Panembahan Senopati bersedia dengan tawaran tersebut. Perjanjian ini tidak hanya berlaku bagi dirinya, namun juga bagi keturunannya yang menjadi pewaris tahta kerajaan yang hinga saat ini masih berlaku.
2. Dua Batu Karang Ikonik
Sejarah singkat dari Cepuri Parangkusumo diatas diperkuat dengan adanya dua batu yang ada di sekitar lokasi. Sejenis batu karang, keduanya memiliki ukuran yang berbeda. Jarak masing-masing tidak terlalu jauh, hanya sekitar 1 meter. Konon, diatas batu inilah Panembahan Senopati dan Kanjeng Ratu Kidul bertemu dan melakukan kesepakatan.
Batu yang berukuran besar dipercaya sebagai tempat petilasan Panembahan Senopati, sedangkan ukuran yang lebih kecil merupakan tempat duduk Kanjeng Ratu Kidul. Batu yang dipercaya sakral ini dipagari dengan tali, di sampingnya terdapat bendera tanah air yang ditancapkan dari berbagai sisi.
Menurut cerita, lokasi Cepuri Parangkusumo yang saat ini berupa bangunan dan tanah lapang berpasir ini tidak lain adalah lautan. Juru kunci atau abdi dalem bahkan mengatakan bahwa laut masih terbentang jauh di kawasan pegunungan utara. Dengan adanya bukti ini, maka kisah sejarah diatas mungkin masih masuk akal.
3. Sebagai Wisata Religi
Semua wisatawan yang datang ke sini pada umumnya berniat untuk wisata religi. Berdoa dan bermunajat kepada Tuhan adalah salah satu aktivitas yang biasanya dilakukan. Pada waktu tertentu, Cepuri Parangkusumo ramai dikunjungi peziarah yang datang dari berbagai daerah. Bahkan hingga saat ini masih rutin diadakan Labuhan Laut sebagai salah satu tradisi.
Ada yang menarik ketika ingin memasuki kawasan wisata religi ini. Apabila ingin memasuki kawasan berpagar putih bersih ini, pengunjung wajib memukul kentongan. Kentongan ini telah tersedia di pintu masuk, dan abdi dalem akan keluar menyambut gembira setelah dipukul untuk ketiga kalinya. Beliau bahkan menggelarkan tikar bagi pengunjung yang ingin berziarah.
Alamat dan Cara Menuju Lokasi
Alamat Cepuri Parangkusumo berada di Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jarak dari Jogja lumayan jauh, sekitar 28 kilometer dan dapat ditempuh dengan waktu 45 menit. Sedangkan dari Bantul, waktu yang dibutuhkan rata-rata kurang dari 30 menit dengan jarak tempuh 17 kilometer.
Apabila datang dari Jogja, rute terbaik yakni menuju ke Bantul terlebih dahulu. Kemudian lanjutkan perjalanan menuju ke Jalan Kh Wahid Hasyim. Setibanya di simpang Jalan Simas, belok kiri Jalan Ganjuran sampai menemukan perempatan ketiga. Ambil arah kanan yang menuju ke Jalan Mulyodadi, ikuti hingga tiba di daerah Paker.
Check poin berikutnya dengan melintasi Jalan Parangtritis hingga menyeberangi Jembatan Glondong. Masih di jalan yang sama, tujuan berikutnya yakni ke Jalan Pantai Parangkusumo. Dari sini, silahkan cari petunjuk jalan karena lokasi wisata sudah dekat. Arah yang anda tuju ini masih sama dengan Pantai Parangtritis atau Pantai Parangkusumo.
Harga Tiket Masuk Cepuri Parangkusumo
Cepuri Parangkusumo tidak lain hanyalah destinasi wisata religi berpadu budaya. Artinya, tidak ada tiket masuk yang wajib dibayarkan wisatawan. Mereka bebas masuk setelah dipersilahkan abdi dalem, atau ketika dibukakan kunci gerbangnya. Meski demikian, ada kotak amal yang siap menampung bantuan dari dermawan untuk pemeliharaan.
Di sini tersedia tempat parkir yang area nya dibedakan dengan bangunan cepuri. Masih belum ada informasi mengenai retribusi yang berlaku saat ini. Kalaupun ada, mungkin biayanya masih standar objek wisata pada umumnya. Biasanya, parkir sepeda motor dikenakan 2.000 rupiah, sedangkan mobil 5.000 rupiah.
Ragam Aktivitas yang Menarik Dilakukan
Apa yang biasanya dilakukan di tempat petilasan yang dikeramatkan, itulah aktivitas yang dapat dilakukan di Cepuri Parangkusumo. Sebab tempat wisata ini memiliki sejarah panjang dari berdirinya Kerajaan Mataram Islam, tentunya ada kegiatan lain yang menarik dilakukan.
Belajar Sejarah Lokal
Abdi dalem bukan hanya bertugas menjaga lokasi wisata religi yang sakral ini. Mereka juga bertugas menjelaskan semua pertanyaan pengunjung yang masih berhubungan sejarah akan lokasinya. Anda dapat bertanya kepada petugas jaga mengenai sejarah selengkapnya, mengingat ada beberapa versi menurut sumber yang berbeda.
Berdoa dan Bermunajat
Bagi pengikut ajaran kejawen, tujuan utama mereka datang ke Cepuri Parangkusumo tidak lain ingin berdoa dan bermunajat. Dua batu ikonik menjadi tempat utama untuk kegiatan ini. Namun pastinya bukan berdoa kepada kedua batu itu, karena tidak diperkenankan dalam ajaran Islam, melainkan langsung kepada Tuhan Pencipta Alam.
Menyaksikan Bedhaya Lambangsari
Atas perintah Sri Sultan Hamengkubuwono VII, pertemuan antara Panembahan Senopati dengan Kanjeng Ratu Kidul diabadikan dengan tarian budaya. Tarian yang dimaksud dikenal dengan nama Bedhaya Lambangsari. Tari budaya ini mengisahkan bertemunya seseorang dan bertukar nya cinta kasih diantara keduanya. Sayangnya, tarian ini hanya dapat disaksikan di waktu tertentu, tidak dapat setiap hari.
Fasilitas Penunjang di Cepuri Parangkusumo
Fasilitas Cepuri Parangkusumo terbilang lengkap dan memadai, meskipun hanya objek wisata religi dan sejarah. Di sini, pengunjung mendapatkan area parkir diluar halaman cepuri. Ada juga mushola di sekitar lokasi, silahkan digunakan ketika waktu solat tiba. Fasilitas lain adalah toilet, tempatnya di dalam lokasi wisata dan kondisinya nyaman.
Di dalam bangunan yang terkesan tua namun masih tetap terawat ini ditemukan ruang istirahat. Ada juga ruangan khusus untuk menerima tamu, biasanya digunakan bagi mereka yang ingin mengetahui kisah panjang sejarahnya. Di samping lokasi banyak warung yang menjual berbagai menu makanan, beberapa berupa angkringan.
Itulah sekilas mengenai Cepuri Parangkusumo, sebuah objek wisata religi di Bantul yang memiliki sejarah berdirinya Kerajaan Mataram Islam. Karena lokasinya yang berdekatan dengan objek wisata hits lainnya, menyempatkan waktu berkunjung tentu tidak ada salahnya. Paling tidak, anda mendapatkan sejarah dari salah satu sumber yang terpercaya.