Benteng Vredeburg salah satu bangunan bersejarah di Yogyakarta yang menjadi wisata edukasi mengenal dan belajar sejarah panjang perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah. Benteng ini menyimpan benda bersejarah dan diorama perjuangan rakyat, serta memiliki fasilitas yang memadai dan modern.
Harga Tiket: Rp 10.000; Map: Cek Lokasi Alamat: Jl. Margo Mulyo No.6, Ngupasan, Kec. Gondomanan, Kota Yogyakarta, DI Yogyakarta. |
Berlibur ke Yogyakarta tidak lengkap rasanya jika tidak mampir ke tujuan wisata sejarah Benteng Vredeburg. Tidak hanya sebagai wisata sejarah, benteng ini juga menjadi wisata edukasi karena menyimpan bukti sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang bisa dipelajari oleh generasi saat ini. Pastikan Anda tidak melewatkan kesempatan untuk melihat sekaligus belajar sejarah dari Benteng Vredeburg.
Sejarah Singkat Benteng Vredeburg
Benteng yang terletak di kawasan nol kilometer Kota Yogyakarta ini telah menjadi salah satu ikon yang melekat dengan Yogyakarta. Di sekitar bangunan benteng ini juga terdapat bangunan kuno lainnya yang merupakan peninggalan masa penjajahan Belanda. Beberapa bangunan tersebut adalah Gereja Ngejaman (GPIB Margamulya), kantor BNI 1946, dan kantor POS.
Benteng Vredeburg dibangun pada tahun 1760 atas perintah Sri Sultan Hamengku Buwono I sekaligus permintaan Nicholas Harting yang merupakan pimpinan pihak Belanda dan menjabat sebagai Gubernur Direktur Pantai Utara Jawa. Kedua belah pihak menyepakati tujuan dibangunnya benteng ini untuk menjaga keamanan keraton.
Akan tetapi, pihak Belanda memiliki tujuan tersembunyi, yaitu ingin mengawasi gerak-gerik pihak keraton. Bangunan awal banteng ini sangatlah sederhana dengan bentuk bujur sangkar. Di setiap ujung bujur sangkar tersebut dibangun bastion. Temboknya berbahan tanah dengan tiang kayu pohon kelapa atau aren dan menggunakan ilalang sebagai atap.
Ketika posisi gubernur Belanda digantikan oleh W. H. Van Ossenberg, ia mengusulkan untuk memperbaiki bangunan benteng agar lebih permanen dan lebih aman. Perbaikan tersebut berlangsung pada tahun 1767 hingga 1787 di bawah pengawasan arsitek Belanda yang bernama Ir. Frans Haak. Kemudian, benteng ini diberi nama Rastenburg yang berarti benteng peristirahatan.
Pada tahun 1867 terjadi gempa hebat di Yogyakarta yang membuat bangunan Rastenburg rusak. Kemudian, dilakukan pembangunan ulang dan namanya diganti menjadi Vredeburg yang memiliki arti benteng perdamaian. Vredeburg ini kemudian menjadi simbol perdamaian antara pemerintahan Belanda dengan Keraton Yogyakarta.
Daya Tarik Wisata Benteng Vredeburg
1. Diorama 1
Di dalam Benteng Vredeburg terdapat 4 diorama yang menceritakan masa penjajahan dan perjuangan Indonesia. Diorama 1 memiliki 11 minirama yang berkisah tentang berbagai sejarah. Terdapat minirama perjuangan Pangeran Diponegoro saat melawan para penjajah, kisah lahirnya Budi Utomo, Sumpah Pemuda, Kongres Jong Java di Yogyakarta, dan Kongres Perempuan Indonesia I.
Selain itu, terdapat juga minirama yang menceritakan kisah berdirinya Taman Siswa, Penobatan Sri Sultan Hamengku Buwono IX, dan masuknya penjajah Jepang ke Yogyakarta. Di sini, Anda bisa mempelajari bagaimana kisah perjuangan bangsa Indonesia pada zaman dahulu untuk mendapatkan kemerdekaan.
2. Diorama 2
Diorama 2 memiliki 19 minirama yang menceritakan tentang gambaran peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia hingga Agresi Militer Belanda. Kisah yang terjadi di Yogyakarta pada masa awal kemerdekaan hingga terjadinya Agresi Militer Belanda II dipamerkan di dalam ruang pameran tetap ini.
Peristiwa yang disajikan di dalam diorama 2 ini terjadi saat masa pemindahan ibukota dari Jakarta ke Yogyakarta. Salah satu minirama yang terdapat di sini adalah Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang memimpin rapat untuk mendukung proklamasi kemerdekaan. Kemudian, minirama pelantikan Jenderal Sudirman menjadi panglima besar TNI.
Ada juga minirama penurunan bendera Hinomaru yang terjadi di Gedung Agung Jalan Ahmad Yani Yogyakarta pada tanggal 21 September 1945. Setelah itu, minirama pelucutan senjata Jepang yang dilakukan oleh rakyat dibawah pimpinan Oni Sastroatmodjo dan polisi istimewa. Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 23 September 1945 di daerah Gayam.
Terdapat juga minirama berdirinya Universitas Gadjah Mada yang diresmikan pada tanggal 19 Desember 1949 di Sitihinggil Keraton Yogyakarta. Di dalam minirama tersebut tergambar Dr. Sardjito tengah menyampaikan pidatonya. Selain itu, ada pula minirama Kongres Pemuda di Yogyakarta pada tanggal 10 – 11 November 1945 di Alun-Alun Utara dan Balai Mataram Yogyakarta.
3. Diorama 3
Saat masuk ke dalam ruangan diorama 3, Anda akan disambut oleh sebuah lukisan indah yang terbuat dari pahatan kayu. Lukisan tersebut menceritakan tentang perjuangan bangsa Indonesia pada masa penjajahan. Setelah itu, Anda akan dihidangkan 18 minirama yang menggambarkan peristiwa Perjanjian Renville 1948 hingga pengakuan kedaulatan Republik Indonesia Serikat.
Tidak hanya minirama, di sini juga terdapat beberapa benda sejarah yang diabadikan dengan baik di dalam kaca. Diantara benda-benda tersebut adalah alat makan Bapak Soemardjono yang merupakan salah satu orang berjasa pada masa perjuangan Indonesia saat Agresi Militer Belanda. Pada saat itu, rumah beliau ditumpangi oleh para pejuang Indonesia.
Benda bersejarah lainnya yang terdapat di sini adalah kentongan yang pada masa itu menjadi alat komunikasi efektif dalam menyiarkan berita-berita penting. Salah satu yang sangat menarik perhatian adalah adanya sebuah komputer besar yang bisa Anda gunakan untuk bermain game. Namun, game tersebut masih berhubungan dengan kisah perjuangan bangsa Indonesia.
Hal tersebut menjadi salah satu daya tarik Benteng Vredeburg untuk dikunjungi karena menawarkan cara unik dalam memahami sejarah Indonesia. Salah satu minirama menggambarkan suasana dapur umum di rumah Bapak Kariyo Utomo. Dapur umum tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan logistik para pengungsi setelah berhasilnya Agresi Militer Belanda II.
Ada pula minirama yang menceritakan peristiwa serangan umum pada tanggal 1 Maret 1949. Tampak pasukan gerilyawan TNI bersama para pejuang lainnya melakukan penyerangan ke Hotel Tugu sebagai bentuk kecaman kepada Belanda yang mengatakan bahwa RI dan TNI telah hancur.
4. Diorama 4
Saat memasuki diorama 4, Anda akan disuguhkan 7 buah minirama yang berisi peristiwa pada periode Negara Kesatuan Indonesia hingga masa Orde Baru. Salah satu minirama yang terpajang di sini menceritakan peristiwa pembukaan Konferensi Tingkat Menteri yang dilakukan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 11 November 1959 di dalam rangkaian Konferensi Rencana Colombo XI.
Yogyakarta dipilih sebagai tempat diselenggarakannya konferensi tersebut karena telah berhasil melaksanakan dua konferensi internasional, yaitu International Rubber Study Group Conference pada bulan Juli tahun 1957 dan ECAFE Conference pada bulan Oktober di tahun yang sama. Dari sini terlihat bagaimana Kota Yogyakarta memiliki pengaruh yang cukup besar pada masa itu.
Alamat, Lokasi dan Tiket Masuk
Benteng saksi sejarah ini berlokasi di Jalan Margomulyo Nomor 6, Ngupasan, Gondomanan, Kota Yogyakarta. Lokasi ini sangat mudah untuk dijangkau karena terletak di pusat Kota Yogyakarta dan dekat dengan tempat wisata lainnya. Jika Anda berada di pusat kota, maka Anda cukup berjalan selama 2 menit saja untuk bisa sampai di Benteng Vredeburg.
Sementara itu, Anda membutuhkan waktu 15 menit jalan kaki jika berangkat dari Malioboro. Selain berjalan kaki, Anda juga bisa memanfaatkan transportasi berupa becak, andong, dan Trans Jogja. Anda bisa menggunakan bus jalur 1A, 2A, 3A, dan jalur 8, kemudian turun di Halte Malioboro 3. Setelah itu, Anda bisa menuju Benteng Vredeburg dengan sedikit berjalan kaki ke selatan.
Berdasarkan laman resmi vredeburg.id, harga tiket yang ditetapkan untuk para pengunjung mulai dari Rp 1 ribu hingga Rp 10 ribu. Perbedaan harga ini tergantung kepada usia, datang bersama rombongan atau tidak, serta wisatawan luar negeri. Untuk anak-anak yang berada dalam rentang usia TK hingga SMP dikenai biaya sebesar Rp 2 ribu.
Kemudian, orang dewasa dikenai biaya Rp 3 ribu. Sementara itu, jika Anda datang bersama rombongan yang minimal terdapat 20 orang, Anda cukup membayar Rp 2 ribu dan untuk rombongan anak-anak sebesar Rp 1 ribu. Harga yang lebih tinggi dipatok untuk para wisatawan asing, yaitu Rp 10 ribu. Harga yang sangat murah, bukan?
Ragam Aktivitas yang Menarik Dilakukan
Belajar Sejarah
Sebagai bukti sejarah yang sekaligus menyimpan sejarah bangsa Indonesia, Benteng Vredeburg merupakan tempat yang tepat sebagai sarana belajar. Perjalanan sejarah Indonesia sangat penting untuk diketahui generasi muda yang nantinya akan menjadi pemimpin bangsa. Dengan demikian, semangat perjuangan tersebut akan terus mengalir dalam diri pemuda Indonesia.
Mengenal Bukti Bisu Perjuangan Indonesia
Benteng Vredeburg sendiri merupakan bukti bisu perjuangan bangsa Indonesia dalam mendapatkan kemerdekaan selain di dalamnya juga terdapat banyak koleksi sejarah lainnya. Dengan adanya bangunan bersejarah ini, Anda dapat mengetahui bagaimana napak tilas peristiwa sejarah yang terjadi di Yogyakarta.
Mengikuti Kegiatan Pemutaran Film, Workshop, dan Seminar
Salah satu fasilitas menarik yang disediakan adalah ruang audio visual yang biasa dimanfaatkan untuk pemutaran film sejarah, pelaksanaan wokrshop, dan seminar. Kegiatan yang dilaksanakan di dalam gedung serupa bioskop ini dapat menjadi salah satu kegiatan menarik yang bisa Anda lakukan di sini.
Dengan mengikuti berbagai kegiatan tersebut, pemahaman tentang sejarah menjadi lebih kuat dan diimbangi oleh perkembangan zaman saat ini. Anda bisa datang bersama rombongan untuk melakukan kegiatan yang seru ini. Mempelajari sejarah dengan cara yang asik menjadi salah satu keunggulan dari museum Benteng Vredeburg.
Fasilitas Penunjang di Benteng Vredeburg Yogyakarta
Sebagaimana tempat wisata pada umumnya, Benteng Vredeburg juga dilengkapi dengan beragam fasilitas penunjang yang bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan para pengunjung. Fasilitas yang tersedia di sini adalah kantin untuk mengobati rasa lapar setelah berkeliling, kemudian ada ruang auditorium yang biasanya dimanfaatkan untuk kegiatan seminar dan semacamnya.
Terdapat taman yang berfungsi untuk meningkatkan interaksi sosial antar pengunjung dan sebagai sarana untuk menjaga kualitas lingkungan agar tetap sejuk dan hijau. Taman ini juga bisa Anda gunakan untuk beristirahat setelah mengenal peristiwa sejarah di dalam museum sejarah ini. Selain itu, ada pula toilet, ruang satpam, ruang P3K untuk menyediakan obat ringan, dan ruang laktasi.
Keberadaan ruang laktasi ini tentunya menjadi keunggulan tersendiri bagi para ibu yang masih menyusui. Dengan demikian, para ibu bisa menyusui anaknya dengan lebih leluasa, aman, dan tentunya nyaman karena berada di dalam ruang yang tertutup. Di sini juga terdapat perpustakaan yang berisi banyak buku untuk meningkatkan literasi.
Benteng Vredeburg menjadi salah satu destinasi wisata sejarah dan edukasi yang tidak boleh untuk Anda lewatkan. Banyak fakta sejarah yang bisa Anda temukan dan pelajari di sini. Mempelajari sejarah sendiri merupakan sesuatu yang penting guna mengenal lebih dalam tentang perjalanan bangsa Indonesia sejak masa penjajahan dan bagaimana kisah para pejuang.