Harga Tiket: Rp 2.000; Map: Cek Lokasi Alamat: Blambangan, Jogotirto, Kec. Berbah, Kab. Sleman, DI Yogyakarta. |
Kota Yogyakarta dikenal sebagai tempat terbaik untuk mengenal dan sejarah yang pernah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Sebagai sisa peninggalan kerajaan Mataram Islam di Jawa, Yogyakarta memiliki beberapa situs bersejarah yang kini menjadi tempat wisata favorit wisatawan dari berbagai daerah. Salah satu wisata budaya yang populer belakangan ini adalah Candi Abang di kabupaten Sleman, DI Yogyakarta.
Candi Abang merupakan satu dari sekian banyak candi yang ada di kota Yogyakarta. Selama ini wisatawan hanya mengenal Candi Prambanan saja, yang selalu menjadi tujuan study tour anak SMA. Padahal ada beberapa candi lain yang juga merupakan situs sejarah peninggalan masa lalu.
Selain Candi Abang, ada beberapa candi berukuran kecil di Yogyakarta seperti Candi Ratu Boko, Candi Ijo, Candi Plaosan, Candi Kalasan, Candi Sambisari, Candi Barong, Candi Banyutibo, dan juga Candi Donotirto.
Sejarah Singkat Candi Abang
Meski kini menjadi tempat wisata alternatif selain Candi Prambanan di Yogyakarta, catatan sejarah tentang Candi Abang tidaklah banyak. Seolah terkubur oleh kepopuleran peradaban Mataram Islam masa lalu, situs ini tidak memiliki catatan yang lengkap layaknya candi-candi lain di sekitarnya.
Berdasarkan hasil penelitan yang pernah dilakukan untuk menggali informasi tentang candi ini, ditemukan fakta bahwa candi sudah ada sejak abad ke 9 dan 10, tepatnya pada jaman Kerajaan Mataram Kuno. Peneliti juga memperkirakan bahwa usia candi berukuran kecil ini lebih muda daripada candi Hindu lainnya.
Material yang digunakan untuk membuat Candi Abang juga berupa batu bata yang terbuat dari tanah liat dan berwarna merah. Inilah yang menjadi alasan mengapa candi ini kemudian diberi nama ‘Abang’ yang berarti merah dalam bahasa Jawa. Ukurannya pun tidak terlalu besar, hanya sekitar 36 meter x 34 meter yang kini kondisinya tertutup tanah sehingga bentuknya tidak seperti candi lain pada umumnya.
Akan tetapi kita masih bisa melihat beberapa sisi pondasi yang dibuat dari tumpukan batu bata berwarna merah. Gundukan tanah ini pun ditumbuhi rerumputan hijau, yang membuatnya terlihat seperti sebuah bukit kecil yang indah.
Masih berdasarkan catatan penelitian, ketika ditemukan kondisi candi masih memiliki beberapa arca. Salah satunya adalah arca dan alas Yoni yang berbentuk persegi delapan, yang menjadi lambang dari Dewa Siwa.
Namun karena Indonesia sempat mengalami jaman penjajahan, banyak arca yang kini sudah hilang karena masyarakat lampau menganggap bahwa candi merupakan tempat peninggalan harta karun dan benda bersejarah bernilai tinggi. Beruntung kini kondisinya sudah lebih baik karena dijaga dan dikelola oleh pemerintah setempat.
Daya Tarik Wisata Candi Abang
1. Wisata Alternatif Murah & Anti-Mainstream
Ada banyak harapan di benak wisatawan ketika berkunjung ke Yogyakarta. Apalagi selama ini Kota Gudeg dikenal kaya akan tempat wisata, menarik perhatian wisatawan untuk datang dan melihatnya. Selain itu, Yogyakarta juga populer di komunitas backpacker alias pelancong tanpa modal. Bagi para backpacker, Candi Abang selalu masuk dalam daftar tujuan mengingat tempat wisata ini dianggap unik dan anti-mainstream.
Pendapat tersebut sulit disangkal karena soal keindahan, candi ini memang memiliki bentuk yang unik dan tidak biasa, bahkan berbeda jauh dari penampilan candi pada umumnya. Ini juga lokawisata anti-mainstream karena hanya golongan wisatawan tertentu saja yang sering berkunjung, terutama muda mudi yang suka berburu spot wisata baru yang tidak terlalu populer di media massa.
Kepopuleran tempat bersejarah ini juga baru terdengar berkat dunia maya, dimana wisatawan membagikan foto unik di ujung candi yang tertutup hamparan rerumputan hijau nan memukau.
2. Mitos Kyai Jagal
Selain karena keindahannya, banyak yang datang hanya untuk sekedar memenuhi rasa penasaran mereka. Pasalnya, Candi Abang memiliki mitos yang sudah beredar sejak jaman penjajahan Belanda dan Jepang. Menurut cerita yang diakui masyarakat sekitar, terdapat sosok astral yang menjadi penjaga kawasan candi.
Sosok tidak kasat mata itu bernama Kyai Jagal, yang digambarkan memiliki perawakan tinggi besar dan rambut gondrong. Sosok tersebut dikabarkan menjadi penjaga sekaligus penghuni area candi.
Menurut cerita, pada saat jaman penjajahan ada banyak tentara Jepang yang berlindung di sekitar candi. Banyak tentara Jepang yang selamat dan gagal ditangkap musuh dan percaya bahwa sosok tersebut yang melindungi mereka. Selain mitos tentang Kyai Jagal, tersebar cerita yang menyebut bahwa terdapat bongkahan emas sebesar anak kerbau yang terkubur bersama bangunan Candi Abang.
Ada satu lagi mitos yang tersebar bahwa di saat-saat tertentu, awan yang berada tepat di atas candi akan berubah berwarna merah. Akan tetapi hanya orang-orang tertentu saja yang bisa melihat fenomena ajaib ini. Entah benar atau tidak, mitos yang tersebar selalu berhasil membangkitkan rasa penasaran wisatawan yang datang.
3. Melihat Perubahan Warna Gundukan
Fenomena alam ini merupakan daya tarik yang berhasil menarik banyak wisatawan untuk datang. Saat musim hujan, area gundukan candi akan ditumbuhi rereumputan hijau yang membuatnya seperti sebuah bukit Teletubbies. Sedangkan saat musim kemarau datang, kondisi candi berubah 180 derajat karena berwarna merah atau abang.
Kondisi tanah yang kering membuat gundukan tersebut terlihat seperti bukit yang berwarna merah menyala. Meski terlihat gersang, penampilannya terasa indah ketika ditangkap oleh layar kamera. Dengan kata lain, kapanpun kita datang maka kita bisa melihat pemandangan indah di kawasan candi.
Alamat dan Cara Menuju Lokasi
Destinasi bersejarah ini berada di Blambangan, Jogotirto, kecamatan Berbah, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Lokasinya masih berada di sekitar kota sehingga pengunjung tidak perlu melakukan perjalanan jauh untuk datang ke lokasi.
Dari pusat kota kita bisa langsung menuju ke ring road timur ke jl. Majapahit dan belok kiri ke jl. Wonocatur. Ikuti jalan tersebut hingga sampai di jl. Raya Berbah – Prambanan untuk selanjutnya hanya perlu mengikuti petunjuk jalan yang mengarah ke Candi Abang.
Harga Tiket Masuk Candi Abang
Harga tiket yang dibebankan pengelolan untuk bisa menjelajah situs purbakala ini hanya sebesar Rp 2.000,- untuk tiket masuk. Tarif perkir kendaraan roda dua dipatok dengan harga yang sama dengan tiket masuk.
Sedangkan kendaraan roda empat dikenakan tarif parkir Rp 4.000,- saja per kendaraan. Anda bisa berkunjung ke Kawasan candi setiap hari mulai pukul 07.00 hingga pukul 18.00 WIB.
Ragam Aktivitas yang Menarik Dilakukan
1. Spot Selfie Fotogenic
Datang ke Candi Abang tidak akan lengkap jika belum foto-foto, baik di area pelataran atau bahkan di atas bukit. Untuk mendapatkan hasil foto terbaik, kami menyarankan untuk datang di peralihan musim hujan dan kemarau ketika padang rumput hijau masih lebat menyelimuti gundukan candi. Hamparan padang rumput yang hjiau juga sangat luas hingga ke bagian bawah, membuat kita bisa memilih spot foto yang unik.
Jika Anda beruntung, tepatnya ketika langit cerah nan biru indah, perpaduan sempurna dengan padang rumput hijau akan menghasilkan hasil jepretan yang memukau. Salah satu gaya populer yang bisa dilakukan adalah levitating, yakni gerakan melompat di udara yang ikonik di pucuk bukit.
2. Jelajah Goa Wisata Sekitar
Lokasi Candi Abang sangat berdekatan dengan dua tempat wisata lain di sekitarnya, yakni Gua Sentono dan juga Gua Jepang. Bahkan hanya parkir di satu tempat saja, Anda bisa mengunjungi Goa Jepang dan Gua Sentono dengan berjalan kaki menembus hutan kayu jati. Jika Anda datang bersama rombongan, sempatkan waktu untuk menjelajah tempat wisata sekitar yang juga merupakan situs peninggalan masa lalu.
Gua Sentono merupakan gua unik yang memiliki ukiran seperti candi pada dinding gua. Menurut cerita, dulunya Gua Sentono merupakan tempat peribadatan atau kegiatan ritual lain kerajaan Hindu. Sedangkan Gua Jepang dulu pernah digunakan tentara Jepang sebagai basecamp saat perang melawan pribumi.
3. Tujuan Gowes Akhir Pekan
Selain menjadi spot wisata alternatif bagi wisatawan, ternyata Candi Abang juga sering menjadi tujuan bagi pecinta gowes di Yogyakarta. Hal ini bisa kita lihat di akhir pekan dimana banyak pesepeda yang menyempatkan diri untuk mampir, baik untuk beristirahat ataupun sekedar foto-foto bersama rombongan.
Jika Anda kebetulan sedang berada di Yogyakarta dan ingin mencoba mengarungi jalanan kota dengan menggunakan sepeda, maka Anda bisa menuju ke candi ini sebagai tujuan.
Anda akan diajak untuk berkeliling di desa-desa yang ada di kecamatan Brebah sembari singgah di beberapa tempat wisata candi yang ada di sekitarnya. Pengalaman bersepeda di kota Yogyakarta semakin indah jika menjadikan kawasan candi sebagai tujuan gowes Anda.
Fasilitas Penunjang di Candi Abang
Sebagai situs purbakala, pengelola berusaha sebaik mungkin untuk mejaga keasrian di sekitarnya. Oleh karena itu fasilitas wisata pun dipisah, semuanya terletak di area parkiran. Wisatawan bisa menggunakan toilet umum yang tersedia.
Meskipun tidak ada mushola, namun lokasi yang berdekatan dengan hunian warga membuat kita memiliki banyak akses untuk fasilitas umum di sekitar tempat bersejarah ini.
Datang ke Candi Abang mungkin akan menjadi pilihan yang tepat saat liburan mengingat lokasinya dekat dengan pusat kota dan banyak yang menganggapnya sebagai tempat liburan anti-mainstream di kota Jogja.