Harga Tiket: 200.000; Map: Cek Lokasi Alamat: Sumber Klampok, Kec. Gerokgak, Kab. Buleleng, Bali. |
Indonesia kaya akan ragam budaya yang direpresentasikan dengan bangunan-bangunan kuno bernilai sejarah yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Salah satu pulau yang dikenal sebagai pulau dengan budaya khasnya adalah pulau Bali. Buleleng Bali sendiri terdapat banyak pura dengan cerita sejarahnya masing-masing, salah satunya Pura Segara Rupek.
Budaya Bali memang seolah sudah mendarah daging bagi masyarakat asli Bali. Berbeda dengan wilayah lainnya yang ada di Indonesia, budaya di Bali terlihat sangat kentara ketika para wisatawan menginjakkan kaki yang pertama kalinya di pulau tersebut. Di Bandara Ngurah Rai pun, budaya khas Bali sudah tampak nyata dengan ciri-ciri tertentu.
Terlebih lagi ketika para wisatawan mengunjungi pura ini. Nuansa yang disuguhkan akan sangat berbeda dengan tempat wisata lainnya karena pura tersebut merupakan tempat peribadatan umat Hindu. Bahkan, mengunjunginya pun diharuskan menggunakan pakaian adat walaupun tujuannya bukan untuk beribadah melainkan untuk sekedar berwisata.
Daftar Konten
Daya Tarik Wisata Pura Segara Rupek
1. Diyakini Sebagai Tempat untuk Memohon Keturunan
Pura ini dikenal sebagai tempat para pamedek untuk memohon keturunan. Tidak hanya untuk beribadah saja, namun pura tersebut juga dikenal sebagai magnet bagi para penekun spiritual. Hal ini bukan tanpa sebab, namun ada cerita sejarah nyata yang dapat memberikan bukti bahwa banyak pamedek berhasil mendapat keturunan.
Cerita tersebut bermula dari Mpu Sidhi Mantra yang menggelar upacara Homa Yadnya di Pura Segara Rupek. Pada saat itu ia tidak mempunyai keturunan. Saat prosesi upacara berlangsung, manik merah tiba-tiba muncul bersumber dari api upacara. Ia terkejut karena cahaya merah tersebut berubah menjadi seorang bayi laki-laki.
2. Termasuk dalam Daftar Pura Kahyangan Jagat yang Ada di Bali
Bali mempunyai banyak pura Hindu dengan fungsi yang berbeda-beda. Pura di Bali dibagi menjadi 3 golongan yakni Pura Sad Kahyangan, Pura Dang Kahyangan, dan Pura Kahyangan Jagat. Pura ini termasuk Pura Kahyangan Jagat yang fungsinya adalah sebagai tempat istana dewa-dewa untuk menjaga sembilan jenis arah mata angin.
Ada sembilan Pura Kahyangan Jagat di Pulau Bali dengan area wilayahnya masing-masing. Semua Pura Kahyangan di wilayah Bali termasuk dalam Pura Kahyangan Jagat, termasuk pura ini. Pura Kahyangan Jagat terletak di semua penjuru dari arah mata angin di Bali dan sebagai lambang untuk menjaga keseimbangan seisi alam semesta.
3. Mempunyai Peninggalan Sejarah Berupa Prasasti
Pura Segara Rupek yang termasuk dalam daftar Pura Kahyangan Jagat yang mempunyai peninggalan sejarah berupa prasasti. Isi prasasti yakni ‘Om Nama Siwaya’ beserta kalimat-kalimat penunjang lainnya yang disampaikan dengan bahasa Bali. Prasasti tersebut mengandung makna tertentu dengan secercah harapan.
Inti dari isi prasasti tersebut adalah prasasti sebaiknya diserahkan kepada pemerintah dan sebaiknya tempat peyogaan untuk Dang Hyang Sidimantra dilakukan pemugaran. Apabila tempat peyogaan tersebut telah dipugar, maka di situlah prasasti dapat disimpan. Pemugarannya dilakukan di Buleleng Barat, tepatnya di Enjung Kelor.
4. Berlokasi di Kawasan Hutan Lindung TNBB
Pura ini terletak di dalam kawasan hutan lindung TNBB atau Taman Nasional Bali Barat sehingga para wisatawan akan banyak mendapati beragam jenis satwa yang dilindungi. Oleh karena itu, wisatawan yang sebelumnya belum pernah melihat secara langsung hewan-hewan tersebut, pasti akan merasa terhibur.
Meski begitu, para wisatawan tetap harus berhati-hati agar satwa-satwa tersebut tidak merasa terganggu. Sebaiknya para wisatawan tidak memberi makan para satwa yang berkeliaran di jalanan hutan lindung. Apalagi saat memasuki kawasan Pura Segara Rupek, ada beberapa babi hutan dan monyet yang seolah menyambut.
Alamat dan Cara Menuju Lokasi
Lokasi pura berada di ujung hidung di wilayah Pulau Bali, tepatnya di Kecamatan Grokgak. Sebagian besar wisatawan mengira bahwa Gilimanuk merupakan ujung terjauh Pulau Bali yang ada di bagian barat. Padahal, justru pura inilah yang benar-benar terletak paling ujung Pulau Bali. Lokasi tepatnya pura ini belum banyak diketahui sebagian besar wisatawan.
Untuk bisa sampai ke lokasi pura, wisatawan hanya dapat melalui satu-satunya jalan darat yang merupakan jalan menuju ke Pura Prapat Agung. Perjalanan pun harus dilanjutkan dari Pura Prapat Agung dengan melalui perjalanan darat menyusuri hutan lindung TNBB atau Taman Nasional Bali Barat sejauh kurang lebih 5 kilometer.
Hutan lindung tersebut masih sangat alami karena banyak satwa yang dilindungi hidup di dalamnya seperti burung jalak bali, babi hutan, menjangan, kijang, monyet dan lain-lain. Sehingga para wisatawan yang melewatinya harus ekstra berhati-hati. Perjalanan menuju ke Pura Segara Rupek yang berada di Desa Sumber Klampok memang sangat menantang.
Untuk biaya parkirnya, per satu mobil dikenakan biaya Rp 10ribu ketika memasuki kawasan hutan lindung. Biasanya mobil yang digunakan untuk menuju ke pura yakni mobil jenis 4WD yang memang difungsikan untuk melewati jalanan rusak dan berlumpur. Tidak bisa dipungkiri bahwa jalanan menuju lokasi belum bagus karena lokasi pura tersembunyi.
Harga Tiket Masuk Pura Segara Rumpek
Pura yang kerap disebut sebagai ‘hidden place’ ini memang secara infrastruktur belum cukup memadai. Akan tetapi, sesampai di lokasi para wisatawan akan sangat takjub dengan bangunan megah yang dikelilingi oleh hutan lindung. Bahkan ketika para wisatawan akan memasuki area pura, babi hutan dan monyet seolah menyambut dengan ramah.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2014, untuk bisa masuk ke area pura ini, para wisatawan diharuskan membayar sejumlah tiket masuk. Untuk wisatawan domestik dan mancanegara, tiket masuknya adalah Rp 200ribu untuk weekday setiap hari Senin-Jumat dan Rp 300ribu untuk weekend setiap hari Sabtu-Minggu.
Sementara itu, untuk masyarakat lokal Bali hanya dikenakan tiket masuk sebesar Rp 5ribu-15ribu saja. Tiket masuknya memang terbilang mahal, akan tetapi peraturan untuk masuk ke pura memang sudah tertera. Para wisatawan yang datang berkunjung mayoritas bukan beragama Hindu meskipun mereka menggunakan pakaian adat khas Bali.
Para wisatawan domestik yang mengunjungi Pura Segara Rupek memiliki tujuan yang sama dengan wisatawan mancanegara yakni berwisata. Sehingga tiket masuknya disamakan dengan tiket masuk untuk wisatawan mancanegara. Khusus untuk para pamedak tidak dikenakan tiket masuk karena tujuannya untuk beribadah di pura, bukan berwisata.
Ragam Aktivitas yang Menarik Dilakukan
1. Menyaksikan Upacara Piodalan
Karena merupakan pura yang aktif untuk peribadatan umat Hindu, maka tidak heran jika disana sering diadakan upacara adat, salah satunya adalah upacara Piodalan. Upacara ini biasanya dihadiri oleh para pejabat penting pemerintah seperti Bupati dan para pimpinan pemerintah kabupaten Buleleng.
Ketika para wisatawan sedang berada di area Pura Segara Rupek saat dilaksanakan upacara Piodalan, para wisatawan diharapkan untuk tenang dan tidak mengganggu prosesi upacara tersebut. Tentu saja kesempatan untuk turut menyaksikan upacara Piodalan sangat sayang jika dilewatkan begitu saja.
2. Hunting Foto
Setiap wisatawan baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara wajib mengenakan pakaian adat ketika akan memasuki area pura. Hal tersebut dimaksudkan agar pakaian para wisatawan tampak sopan dan menghargai tempat peribadatan umat Hindu tersebut.
Kesempatan berpakaian ala Bali dapat dimanfaatkan untuk berfoto di sekitaran bangunan pura. Berbeda dengan pura lainnya yang hanya diminta untuk menggunakan sarung khas Bali dililitkan di pinggang saja. Di Pura Segara Rupek ini para wisatawan harus berpakaian khas ala Bali.
3. Berjalan-jalan Sambil Mendengarkan Pemandu Wisata Bercerita Sejarah
Saat memasuki kawasan pura, rombongan wisatawan akan ditemani oleh pemandu wisata yang siap mengantarkan mereka berjalan-jalan di kawasan pura. Pemandu wisata akan mengajak para wisatawan mengunjungi setiap spot bangunan yang ada di kawasan pura tersebut.
Pemandu wisata akan menceritakan setiap detail mengenai sejarah pura mulai dari kapan berdirinya, siapa saja tokoh di dalamnya, hingga sejarah mengenai bangunan dan peninggalan sejarah di pura tersebut. Para wisatawan juga bebas leluasa bertanya apa saja seputar sejarah pura cantik ini.
4. Beribadah dan Memohon untuk Meminta Keturunan
Tidak jarang para wisatawan yang beragama Hindu datang berkunjung ke Pura Segara Rupek untuk beribadah dan memohon agar segara diberi keturunan. Hal ini dikarenakan mendengar cerita sejarah pura ini dari kisah Ida Bang Manik Angkeran yang tiba-tiba muncul dari manik api saat upacara adat dilaksanakan di pura tersebut.
Masyarakat yang beragama Hindu disebut dengan istilah ‘pamedak’. Tidak hanya satu dua pamedak saja yang memohon diberikan keturunan ketika berada di pura ini dan akhirnya benar-benar mendapatkan keturunan. Itulah sebabnya pura ini merupakan kawasan peribadatan yang suci dan benar-benar dijaga.
Berwisata ke Pulau Bali tidak melulu ke kawasan pantainya saja, namun para wisatawan juga bisa mencoba mengunjungi destinasi wisata lainnya seperti Pura Segara Rupek. Bali sendiri mempunyai banyak pura yang menyimpan cerita historis masing-masing, sehingga para wisatawan akan mendapatkan wawasan baru jika mengunjungi pura ini.