Harga Tiket: Rp 15.000; Map: Cek Lokasi Alamat: Jl. Penatahan – Wongayagede, Kec. Penebel, Kab. Tabanan, Bali. |
Bali selain mempunyai julukan sebagai Pulau Dewata, juga terkenal dengan nama Pulau Seribu Pura. Bagaimana tidak, bahkan hampir setiap wisata di Bali bisa ditemukan sebuah pura yang digunakan oleh penduduk lokal sebagai tempat beribadah. Di sisi lain, pura-pura yang di Bali juga dibuka untuk umum sebagai kawasan wisata religi.
Bagi Anda yang sedang berlibur di Bali, direkomendasikan untuk berkunjung ke salah satu pura terkenal di daerah Tabanan, yakni Pura Luhur Batukaru. Pura ini berada di lereng gunung sehingga menawarkan panorama alam yang indah. Penasaran? Yuk intip apa saja daya tarik dari wisata religi ini.
Daftar Konten
Daya Tarik Wisata Pura Luhur Batukaru
1. Sejarah Berdirinya Pura
Pura Luhur Batukaru berada tepat di lereng selatan dari Gunung Batukaru, yang mana di dalam Lontar Kusuma Dewa, disebutkan bahwa pura ini telah ada sejak abad ke-11 Masehi atau sezaman dengan Pura Lempuyung Luhur, Pura Luhur Uluwatu, Pura Pusering Jagat, Pura Goa Lawah, dan Pura Besakih.
Namun yang disebutkan hanya keberadaan pura pada abad ke-11, dan tidak ada keterangan lebih jelas mengenai bagaimana keadaannya saat itu. Barulah pada tahun 1605 Masehi, terdapat keterangan yang diperoleh dari kitab Babad Buleleng. Pada kitab ini dijelaskan bahwa pura telah dirusak oleh Ki Gusti Ngurah Panji Sakti, yang merupakan Raja Buleleng.
Keberadaan pura ini juga secara selintas disebutkan pada sejumlah babad lainnya, antara lain Babad Pasek Toh Jiwa, Usana Bali, dan Babad Pasek. Bahkan tidak hanya bukti tertulis, tapi ada juga beberapa temuan arkeologis seperti arca, candi, juga beberapa pusaka layaknya tombak yang mendukung keberadaan pura sejak dulu.
Apabila hasil temuan arkeologis dipadukan dengan semua sumber tertulis yang ada, diduga kuat bahwa Pura Luhur Batukaru memang telah berdiri sejak abad ke-11 yaitu pada zaman pemerintahan Raja Kembar Sri Masula-Masuli. Namun pendirinya adalah Mpu Rajakertha atau Mpu Kuturan seperti yang disebutkan di dalam Lontar Usana Bali.
Masih pada lontar yang sama, Mpu Rajakertha bersedia mendirikan semua parahyangan atau pura yang konsep asalnya dibawa dari Kerajaan Majapahit. Ini meliputi Bhatara di Besakih, Bhatara di Pintu Aji, Bhatara di Batukaru, Bhatara di Tulukbiyu, Bhatara di Batu Penyeneng, Bhatara di Tengah Mel, dan Bhatara di Batu Madeg.
Dan di dalam Lontar Kusuma Dewa, diperjelas bahwa Mpu Rajakertha tidak hanya sekadar mendirikan Pura Luhur Batukaru. Namun juga mengadakan penyempurnaan terhadap bangunan bangunan suci di Bali, termasuk pura cantik ini. Dengan adanya berbagai jenis patung dan sumber air, ada kemungkinan pura ini kerap digunakan sebagai tempat yoga oleh para pertapa.
2. Dinamika Fungsi dan Peranan
Pura Batukaru dijadikan tempat pemujaan Tuhan sebagai Sang Hyang Tumuwuh untuk memotivasi umat manusia, agar melakukan langkah melindungi Tri Chanda seperti yang dinyatakan dalam Mantra Atharvaveda XVIII.17. Tri Chanda itu adalah udara, air, dan tumbuh tumbuhan, dimana ketiga benda ini adalah sumber yang menumbuhkan kehidupan di dunia.
Air, udara, dan tumbuh tumbuhan pula yang membuat keberadaan Pura Luhur Batukaru begitu alami, sesuai dengan tattwa yang melatarbelakanginya keberadaannya. Di pura ini sendiri terdapat sumber mata air yang terdiri atas dua kompleks. Ada kompleks yang berlokasi di dalam pura pokok, digunakan khusus untuk memohon Tirtha atau air suci guna kepentingan upacara.
Sementara kompleks yang kedua digunakan untuk kepentingan mandi sekaligus cuci muka, guna pembersihan diri dalam rangka persiapan sembahyang. Kemudian di sudut bagian timur laut dan juga barat laut terdapat pelinggih padma Ratu Bagus Panji dan Ratu Puseh Kubayan. Kemudian dua bangunan gedong berjejer di pojok barat daya.
Dua gedong tersebut sebagaimana pedharman Raja Tabanan dan Raja Badung. Bisa dikatakan bahwa pura nan indah ini digunakan juga sebagai tempat dipujanya leluhur raja raja Tabanan dan Badung. Lalu Pura Luhur Batukaru juga berperan sebagai Pura Padma Bhuwana, yakni 9 pura yang mengelilingi pulau Bali.
Pura Padma Bhuwana sendiri adalah lambang pemujaan Tuhan yang ada di sembilan penjuru alam semesta. Itu berarti Tuhan ada di mana mana, dan tidak ada bagian alam semesta ini tanpa kehadiranNya. Warga lokal yang beragama Hindu biasanya akan melakukan persembahyangan di Pura Padma Bhuwana, termasuk Pura Luhur Batukaru.
3. Tempat Upacara Pujawali
Umumnya ketika upacara pujawali dilakukan, tidak hanya pemedek dari daerah Bali saja yang akan datang ke pura ini. Namun karma dari Lampung, Jawa, dan juga Lombok pun datang dan akan ikut tangkil. Dimana upacara yang dilakukan di pura sendiri terbagi dalam dua bagian yaitu pujawali serta upacara rutin pengrastitian subak.
Pujawali adalah peringatan hari lahirnya sebuah tempat suci umat Hindu, dan upacara ini dilakukan setiap Umanis, Wraspati, Dungulan atau Umanis Galungan, setiap 210 hari sekali. Dengan adanya upacara keagamaan tersebut, setiap pura yang tersebar di pulau dewata akan mempunyai hari yang ditetapkan sebagai hari suci.
4. Air Suci di Pura Luhur Batukaru
Ketika memasuki area wisata religi ini atau sebelum memasuki area utama pura, cobalah untuk menengok ke arah kanan. Di sana Anda akan menjumpai danau dengan sumber airnya yang berada di tengah. Air mancur yang ada di sekitar danau tersebut dipercaya sebagai air suci oleh warga sekitar, dan konon dapat digunakan untuk memurnikan tubuh dan jiwa sebelum berdoa kepada Tuhan.
Alamat, Rute dan Harga Tiket Masuk
Pura Luhur Batukaru berada di Jalan Penatahan-Wongayagede, Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali atau tepatnya di lereng selatan dari Gunung Watukaru. Lokasi ini berada sekitar 46 kilometer dari arah Kota Denpasar, dan terbilang cukup terjangkau dari beberapa pusat pariwisata lainnya.
Untuk menuju pura, Anda bisa melewati Jalan Bandara Ngurah Rai menuju ke Jalan By Pass Ngurah Rai. Kemudian dilanjutkan ke Jalan Sunset Road, Jalan Imam Bonjol, Jalan Mahendradata, Buluh Indah, lalu ke Jalan Batukaru Cepag di Jegu. Berikutnya arahkan kendaraan menuju Jalan Penatahan-Wongaya Gede, maka Anda pun bisa menemukan lokasi wisata religi ini.
Pura ini dibuka 24 jam dan bisa dikunjungi kapan saja. Karena banyak wisatawan yang bertandang kemari, memasuki kawasan pura kini dikenai tiket masuk. Namun tidak perlu khawatir karena tarifnya sangat terjangkau dan ramah di kantong, sekitar Rp. 15.000 sampai Rp. 20.000 saja per orangnya.
Pura Luhur Batukaru sudah dilengkapi dengan beberapa fasilitas yang akan menunjang wisatawan selama berkunjung ke destinasi. Beberapa fasilitas yang bisa ditemukan antara lain area parkir kendaraan yang cukup luas, kamar mandi bersih, rumah makan, toko souvenir untuk berbelanja oleh oleh, sampai tempat istirahat.
Ragam Aktivitas yang Menarik Dilakukan
1. Menjelajah Arsitektur Khas Pura
Pura Luhur Batukaru yang diperkirakan dibangun sejak abad ke-11 ini mempunyai struktur dan layout bangunan bergaya khas Bali. Bangunan menghadap ke arah Tenggara dengan luas kurang lebih 2.600 meter persegi. Kompleks pura tersebut dikelilingi oleh hutan lindung sehingga sangat menarik dijelajahi.
2. Menikmati Panorama Alam di Sekitar
Berada di lereng Gunung Batukaru dengan ketinggian sekitar 833 meter di atas permukaan laut, Pura ini terkadang diselimuti oleh kabut khas pegunungan yang membuat udara di sini terasa sangat sejuk. Ditemani hawa yang sejuk ini, Anda dapat menikmati keindahan panorama alam di sekitar yang begitu mempesona.
3. Berburu Foto
Karena mampu menawarkan panorama alam yang begitu indah nan rupawan, tidak heran jika banyak wisatawan dari luar Bali yang asyik berburu foto ketika mengunjungi pura bersejarah satu ini. Memasuki gerbang masuknya atau tepat di gapura adalah titik favorit bagi para wisatawan untuk mengambil potret.
Pantangan di Pura Luhur Batukaru
Meski dibuka untuk umum agar para pengunjung dapat melakukan wisata religi, tentunya Anda tetap wajib untuk menjaga sikap ketika bertandang ke Pura Luhur Batukaru. Karena bagaimanapun warga setempat menggunakannya sebagai tempat beribadah. Di samping itu, terdapat pantangan yang berlaku bagi siapapun yang ingin mampir ke sini.
Pantangan tersebut yakni tidak boleh membawa anak kecil yang giginya belum tanggal. Meskipun pantangan ini tidak mempunyai sumber tertulis, namun masyarakat sekitar sendiri sama sekali tidak ada yang pernah berani melanggarnya. Jadi sebaiknya Anda juga tidak melanggar pantangan tersebut.
Namun tidak perlu takut, karena pantangan ini katanya tidak memiliki hubungan dengan alam ghaib. Dikatakan bahwa zaman dulu masyarakat pulang pergi pura melewati hutan yang banyak binatang buas, sehingga lebih baik tidak mengajak anak anak. Lebih rasional, anak anak memang sebaiknya tidak diajak agar jika tiba tiba menangis tidak membuyarkan konsentrasi orang yang sembahyang.
Berkunjung ke Bali tanpa mampir ke pura yang ada di sana memang kurang afdol bagi sebagian besar wisatawan. Terlebih Bali memang dikenal sebagai pulau seribu pura, dan Anda dapat menemukan pura dengan sangat mudah di sana. Salah satunya Pura Luhur Batukaru yang menyimpan banyak keunikan dan pesona. Siap berkunjung ke pura satu ini?