Harga Tiket: Gratis; Map: Cek Lokasi Alamat: Desa Kampung Gelgel, Kec. Klungkung, Kab. Klungkung, Bali. |
Masjid Nurul Huda dapat dijadikan salah satu wisata alternatif bagi yang bosan mengunjungi wisata alam dan sejenisnya. Pasalnya, ada banyak hal yang anda dapatkan selama mengunjungi tempat ibadah ini. Satu hal yang paling menarik perhatian adalah nilai sejarahnya, masjid ini merupakan yang paling tua dan pertama kali di Bali.
Pulau Bali yang juga dikenal sebagai Pulau Dewata merupakan salah satu tujuan destinasi wisata terkenal di Indonesia. Selain dikenal sebagai pulau yang kaya akan seni, budaya, dan tradisi, Bali juga menyimpan beragam keindahan religius. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya tempat ibadah yang ditemukan dan tersebar di berbagai daerah.
Tempat ibadah yang dimaksud memang kebanyakan untuk umat Hindu yang mayoritas mendiami kawasan ini. Tetapi tentu tidak hanya itu saja, masih banyak agama lain yang juga membutuhkan tempat ibadah. Islam misalnya, yang mana rumah ibadah mereka adalah masjid. Bali juga memiliki masjid tertua sebagai pertanda bahwa islam masuk pada masanya.
↦ Cek Hotel Murah di Klungkung Bali
Daftar Konten
Daya Tarik Wisata Masjid Nurul Huda Bali
Keberadaan Masjid Nurul Huda Bali bukan hanya sebagai pertanda bahwa dahulu kala ada penyebaran agama Islam. Selain itu, ini juga merupakan pertanda bahwa pada masa lampau, warga sekitar tetap menjunjung nilai toleransi. Ada beberapa hal yang menarik dan membuat alasan kenapa masjid ini layak dikunjungi.
1. Sejarah Masjid Nurul Huda
Daya tarik pertama dari masjid di Bali ini adalah nilai sejarahnya. Sebagaimana yang diketahui, setiap tempat atau lokasi di Indonesia memiliki asal usul dan sejarah. Untuk masjid yang kita bahas ini juga demikian. Pastinya banyak yang heran kenapa di Bali yang mayoritas agama Hindu terdapat sebuah masjid yang usianya sudah ratusan tahun.
Sejarah Masjid Nurul Huda Bali berawal pada masa Raja Gelgel, yakni Dalem Ketut Ngulesir. Pada abad ke 13, beliau menghadiri pertemuan raja se-nusantara yang dihadiri oleh raja lainnya. Pertemuan ini diadakan di Majapahit, kala itu berpusat di Mojokerto. Kerajaan Majapahit kala itu dipimpin oleh Raja Hayam Wuruk yang sempat pada periode keemasan.
Dalam perjalanan pulang menuju ke Bali, Raja Gelgel dikawal oleh prajurit Majapahit, jumlahnya sekitar 40 orang. Diantara mereka ada yang beragama Islam, beberapa diantaranya yaitu Raden Modin dan Kyai Abdul Jalil. Setelah berhasil mengantar pulang, banyak diantara mereka yang tidak kembali, dengan kata lain menetap di Bali.
Karena saat itu di Bali tidak ada tempat ibadah untuk umat muslim, jadi kedua tokoh tersebut meminta Raja Gelgel untuk membangun sebuah masjid. Dari sinilah awal mula berdirinya Masjid Nurul Huda, yang merupakan masjid pertama di Bali. Saat ini, fungsinya tidak hanya sebagai tempat ibadah, namun juga wisata religi dan sejarah.
↦ Trip 3 Point Snorkeling di Nusa Penida & Nusa Lembongan
2. Masjid Tertua di Bali
Dari ulasan diatas, dapat disimpulkan bahwa ini adalah masjid tertua di Bali. Dibangun pada abad 13 Masehi, saat ini usianya terhitung ratusan tahun. Siapa saja yang mendengar bahwa ada masjid tua di Bali mungkin sedikit heran dan penasaran. Pasalnya, Bali dikenal memiliki penduduk yang mayoritas beragama Hindu.
Meski termasuk warga minoritas, namun umat Muslim dan Hindu hidup rukun berdampingan. Di sekitar Masjid Nurul Huda Bali terdapat pemukiman Hindu, bahkan dikelilingi oleh perkampungan non muslim. Hingga saat ini, terhitung sekitar 280 kepala keluarga yang mendiami perkampungan tersebut, atau sekitar 700 jiwa.
3. Gaya Arsitektur yang Khas
Kawasan masjid tertua di Bali ini sangat strategis, berada persis di tepi jalan. Di perempatan Patung Prajurit Gelgel, anda dapat melihat menara yang menjulang tinggi. Menara ini diperkirakan memiliki ketinggian 17 meter dengan gaya arsitektur yang khas. Berbeda dengan masjid pada umumnya yang memiliki lebih dari satu menara.
Beberapa masjid modern yang dibangun akhir-akhir ini kebanyakan memiliki emat menara, atau paling tidak 2 menara. Namun berbeda dengan Masjid Nurul Huda Gelgel, karena hanya ada satu menara yang menghiasi. Keunikan arsitektur lainnya dapat dilihat di bagian dalam masjid. Terdapat sebuah mimbar yang usianya tidak jauh dari masjid ini.
Mimbar tersebut memiliki ukiran khas islami, yakni motif bunga dan tanaman. Hal ini tentunya bertolak belakang dengan kebiasaan warga Bali yang lebih memilih ukiran objek bernyawa. Di mimbar tersebut juga terdapat inskripsi yang menjelaskan bahwa pernah beberapa kali direnovasi, salah satunya yakni pada tahun 1280 Hijriah.
↦ Private Tour 2D1N di Nusa Penida, Nusa Lembongan & Nusa Ceningan
Alamat, Lokasi dan Tiket Masuk
Sempat disinggung tadi bahwa kawasan Masjid Nurul Huda cukup strategis karena berada di tepi jalan raya. Untuk mengunjunginya dijamin tidak kesulitan, apalagi ada beberapa petunjuk jalan yang memudahkan. Anda juga dapat menggunakan aplikasi peta digital supaya mendapatkan arah yang lebih detail mengenai lokasinya.
Untuk alamatnya sendiri berada di Kampung Gelgel, Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung, Bali. Jika anda berangkat dari Selatan Klungkung, jarak yang dibutuhkan sekitar 3 kilometer. Lain halnya jika saat ini anda berada di Denpasar, maka anda membutuhkan waktu sekitar 1 jam lebih untuk menempuh jarak 30 kilometer.
Jika anda ingin mengunjungi Masjid Nurul Huda dari Denpasar, silahkan mengambil rute Jalan by pass Ida Bagus Mantra. Anda bisa menggunakan Pasar Galiran Klungkung sebagai patokan utama. Selanjutnya silahkan ke Jalan Rama, lalu ke Jalan Nirarta. Tujuan berikutnya yakni ke Jalan Watu Renggong, dimana masjid ini berada.
Karena sebenarnya bukan termasuk objek wisata resmi, jadi anda bebas berkunjung kapan saja di sini. Tidak ada biaya tiket masuk yang wajib dibayarkan, hanya saja ada kotak amal yang disediakan. Apabila ada kelebihan rezeki, anda bisa beramal seikhlasnya. Dana dari amal ini digunakan untuk pelestarian dan perawatan masjid tertua di Bali ini.
Aktivitas yang Menarik Dilakukan
Masjid Nurul Huda yang berada di tepi jalan membuat siapa saja bisa berkunjung. Artinya, tidak harus mereka yang sengaja mengatur jadwal untuk mendatangi masjid ini. Ada juga dari mereka yang mampir karena sedang dalam perjalanan. Apapun tujuannya, ada beberapa aktivitas menarik yang dapat dilakukan di sini.
1. Beribadah Sesuai Ajaran Islam di Masjid Nurul Huda
Wisata sejarah dan religi yang kita bahas kali ini adalah sebuah Masjid Nurul Huda, artinya sebagai tempat ibadah. Maka selayaknya jika berkunjung, yang pertama kali dilakukan adalah beribadah. Anda bisa melakukan ibadah solat wajib jika memang sudah masuk waktunya. Namun jika belum, anda bisa solat sunah sesuai yang ajaran yang berlaku.
2. Tilawah Quran
Kebanyakan aktivitas yang dapat dilakukan di Masjid Nurul Huda memang dalam bentuk ibadah. Sangat wajar tentunya, karena sekali lagi ini adalah tempat ibadah. Selain solat wajib dan sunah, anda bisa menyempatkan sedikit waktu untuk tilawah quran. Jangan khawatir jika anda tidak membawa mushaf, karena masjid ini banyak menyediakannya.
3. Mendengarkan Ceramah
Aktivitas selanjutnya yakni mendengar ceramah, namun untuk kali ini tidak bisa dilakukan sewaktu-waktu. Masjid ini sering mengadakan pengajian rutin pada waktu tertentu. Biasanya, kajian atau ceramah ini dilakukan setelah solat magrib atau isya. Tidak ada salahnya jika anda berkunjung di waktu tersebut, berhenti sejenak dan mendengarkan kajian.
Fasilitas Penunjang di Masjid Nurul Huda
Fasilitas Masjid Nurul Huda tidak jauh berbeda dengan masjid lain pada umumnya yang anda temukan di berbagai kota. Namun mungkin ada sedikit perbedaan, misalkan dari area parkir yang cukup luas. Masjid ini juga terdapat toilet yang dapat digunakan untuk mandi atau buang air. Selain itu, ada juga tempat wudu, mushaf, dan mukena bagi wanita.
Masjid memang bukan termasuk objek wisata menarik yang dikunjungi untuk mengisi liburan. Banyak yang memilih liburan di alam terbuka sambil menikmati keindahannya. Selain itu, tidak sedikit yang memilih wahana permainan sebagai hiburan. Namun karena Masjid Nurul Huda termasuk yang tertua di Bali, tidak ada salahnya sesekali anda datang.