Harga Tiket: Rp 5.000; Map: Cek Lokasi Alamat: Babakanmulya, Kec. Jalaksana, Kab. Kuningan, Jawa Barat. |
Indonesia yang berada di antara dua lempeng tektonik, yaitu Lempeng Australia dan Lempeng Eurasia, mempunyai deretan gunung yang berlimpah. Baik yang aktif maupun non aktif kini banyak dijadikan sebagai destinasi wisata, khususnya bagi para pecinta alam. Mendaki gunung memang bisa menjadi salah satu aktivitas menarik di kala liburan tiba.
Salah satu yang bisa anda kunjungi yaitu Gunung Ciremai yang termasuk dalam kawasan taman nasional di Kuningan, Jawa Barat. Sebagai gunung tertinggi dengan ketinggian mencapai 3.078 meter di atas permukaan laut, Ciremai mempunyai julukan sebagai atap Jawa Barat. Semakin menarik untuk disambangi, pihak pengelola terus berbenah menawarkan banyak tempat wisata di sekitar taman nasional ini.
Daftar Konten
Daya Tarik Wisata Gunung Ciremai
1. Gunung Api Aktif
Erupsi Ciremai tercatat terakhir kali terjadi di tahun 1937, namun gunung satu ini masih termasuk gunung api kuarter aktif tipe A. Yaitu gunung api magmatik berbentuk strato yang masih aktif sejak tahun 1600. Gunung Ciremai sendiri memiliki kawah ganda yang berada di bagian sisi barat dan timur gunung tersebut.
Kawah barat memiliki radius 400 meter dan terpotong oleh kawah timur yang mempunyai radius sekitar 600 meter. Lalu di ketinggian kurang lebih 2.900-an meter di atas permukaan laut dari gunung ini, terdapat titik bekas letusan di bagian lereng selatannya. Bekas titik letusan tersebut dikenal dengan nama Goa Walet.
Goa Walet tersebut dinamakan demikian karena konon menjadi sarang burung walet, dan wisatawan sendiri sering menjadikannya sebagai tempat mampir saat mendaki Ciremai. Dulunya ada banyak pendaki yang ingin mendirikan tenda di sekitar goa. Namun pihak pengelola taman nasional mengingatkan bahwa para pendaki tidak diperkenankan camping di sekitar goa.
Selain agar area tersebut tetap asri, pihak pengelola khawatir akan terjadinya bencana alam. Kendati demikian, anda tetap bisa melihat lihat area sekitar goa tersebut. Yang mana di dalamnya terdapat stalaktit dan stalagmit yang meneteskan air. Tapi tetap berhati hati karena air bercampur dengan zat seperti fumarol, sulfatara, dan mofet.
2. Legenda Nini Pelet
Jika berbicara mengenai gunung gunung yang ada di Indonesia, pasti selalu ada legenda atau cerita mistis berkaitan dengan gunung tersebut yang hidup di masyarakat sekitar. Pun dengan Gunung Ciremai, yang memiliki kaitan dengan legenda Nini Pelet. Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan nama tersebut, karena pernah diangkat menjadi judul acara di salah satu stasiun televisi di Indonesia.
Konon, Nini Pelet ini tinggal di Goa Walet yang ada gunung ini. Dia adalah tokoh yang mempunyai kesaktian mandraguna, yang merebut kitab Mantra Asmara milik Ki Buyut Mangun Tapa. Salah satu ajian yang ada di dalam kitab Mantra Asmara tersebut yaitu ilmu Jaran Goyang, yang terkenal ampuh sebagai pelet untuk memikat hati lawan jenis.
Bahkan di zaman sekarang, masih banyak paranormal yang katanya mempelajari ilmu pelet Jaran Goyang tersebut. Sementara itu, si pencipta ilmu Jaran Goyang sekaligus penulis kitab Mantra Asmara yaitu Ki Buyut Mangun Tapa sendiri kemudian meninggal dan dimakamkan di Mangun Jaya, Indramayu.
3. Cerita Pengembaraan Wali Songo
Tidak hanya legenda Nini Pelet, namun cerita mengenai Gunung Ciremai juga tidak terlepas dari pengembaraan yang dilakukan oleh Wali Songo. Pengembaraan Wali Songo melalui jalur pendakian gunung ini dipandu oleh Sunan Gunung Jati, yakni Satria Kawirangan. Nama pos yang digunakan saat ini pun berdasarkan perjalanan yang dilakukan oleh para Wali Songo tersebut.
Kemudian ada pula cerita mistis terkait lokasi pertapaan Prabu Siliwangi. Dimana pada lokasi tetirahan Prabu Siliwangi ini muncul ikan ikan berukuran besar di daerah Cigugur, yang kemudian dikenal dengan nama ikan dewa. Dari berbagai cerita rakyat itu, lahir berbagai budaya yang hingga saat ini masih dipelihara oleh masyarakat sekitar.
Seperti upacara adat Seren Taun, Sedekah Bumi, Kawin Cai, Bongkar Bumi, Hajat Bumi, Babarit, dan Pareresan. Seren Taun sendiri adalah upacara adat panen yang dilakukan setiap tahun di Desa Cigugur. Lalu Sedekah Bumi, Babarit, dan Pareresan adalah upacara syukuran hasil panen. Sedangkan Kawin Cai yaitu upacara memohon kepada Tuhan agar diberikan kesuburan untuk pertanian masyarakat.
4. Sejarah Taman Nasional Gunung Ciremai
Terlepas dari cerita rakyat atau legenda yang hidup di sekitar Gunung Ciremai, cerita sejarah mengenai gunung tersebut yang kemudian disahkan menjadi taman nasional pun tidak kalah menarik untuk disimak. Karena sebelum ditetapkan menjadi taman nasional, kawasan ini memiliki sejarah yang cukup panjang.
Bermula dari tahun 1930, dimana Pemerintah Hindia Belanda memutuskan bahwa gunung ini masuk ke dalam kelompok hutan tutupan. Selanjutnya di tahun 2003, gunung ini mengalami perubahan status menjadi sebuah hutan lindung. Dan pada tahun 2014, barulah Bupati setempat menunjuknya sebagai taman nasional yang diberi nama Taman Nasional Gunung Ciremai.
Penetapan tersebut berdasarkan surat no. 522/1480/Dishutbun, menanggapi proposal kawasan hutan gunung ini sebagai daerah pelestarian alam. Adapun kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) memiliki luas kurang lebih 15.500 hektar, yang meliputi kawasan hutan di Kabupaten Kuningan sampai Majalengka.
Untuk namanya sendiri diambil dari kata cereme, yaitu sejenis buah dengan rasa masam yang banyak ditemukan di sekitar. Namun karena kawasan Pasundan dan sekitarnya biasa menambahkan awal ci untuk nama tempat di sana, pada akhirnya gunung tersebut dikenal sebagai Ciremai.
5. Flora dan Fauna TNGC
Berstatus sebagai taman nasional, dan sebelumnya bahkan merupakan hutan lindung, kawasan ini tentunya begitu kaya akan keanekaragaman flora dan fauna. Sehingga anda bisa menemukan berbagai jenis satwa dan tumbuhan langka di sepanjang area taman nasional tersebut.
Dimana beberapa jenis flora yang mendominasi kawasan taman nasional antara lain glochidion sp. (mareme), eurya acuminate (ki sapu), castonopss argentea (saninten), lisea spp. (huru), macaranga tanarius (mara), dan schima wallichii (puspa). Semua flora yang hidup di sana terbagi ke dalam dua zona, yaitu zona pegunungan kering dan zona pegunungan basah.
Zona pegunungan kering lebih banyak diisi oleh jenis tumbuhan huru dan mara, tapi ada juga dua spesies saninten di sana. Sementara untuk zona pegunungan basah dipenuhi oleh berbagai jenis saninten, castanopsis javanica, dan castanopsis argentea. Lalu semakin naik ke puncak, anda akan menemukan zona montana flora dan jenis jamuju banyak hidup di zona ini.
Dan seperti yang telah disebutkan, TNGC juga menjadi habitat beberapa jenis hewan langka seperti macan kumbang, elang jawa, dan surili. Lalu ada juga jenis satwa liar seperti kera ekor panjang, kijang, ular sanca, engkek keling, dan lain sebagainya yang menghuni kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai.
Tidak ketinggalan, TNGC pun menyimpan sekitar 20 jenis burung dengan sebaran terbatas. Di dalamnya bahkan terdapat 2 jenis yang terancam punah, yaitu poksai kuda dan cica matahari. Kemudian ada 2 jenis burung yang berstatus rentan, yaitu celepuk jawa dan ciung mungkal. Sehingga kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai menjadi daerah yang penting untuk burung.
6. Bunga Edelweis
Satu lagi hal menarik lainnya yang bisa anda temukan di kawasan taman nasional satu ini, apalagi kalau bukan bunga edelweis. Para pendaki bisa langsung melihat bunga abadi tersebut di puncak gunung. Padang edelweis tersebut dipenuhi bunga berwarna putih yang terdapat sedikit warna kuning di bagian atasnya. Pohonnya sendiri tidak terlalu tinggi, hanya sekitar 2 sampai 3 meter saja.
Alamat dan Rute Menuju Gunung
Secara administratif, Gunung Ciremai ada di Bantaragung, Sindangwangi, Majalengka, Jawa Barat. Namun ada banyak jalur yang bisa anda lalui untuk menuju kawasan taman nasional satu ini. Mulai dari jalur via Apuy yang berada di Kabupaten Majalengka, hingga melalui Linggarjati, Linggasana, dan Palutungan di Kuningan.
Karena lebih banyak jalur dari Kuningan, biasanya kebanyakan wisatawan memilih berangkat dari Kota Kuningan. Perjalanan menuju gunung membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam 31 menit, melewati Jalan Nanggeleng-Cirahayu. Sementara estimasi pendakian sendiri membutuhkan waktu sekitar 8 sampai 9 jam jika sampai puncak.
Untuk menuju lokasi taman nasional, anda bisa menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil ataupun motor. Aksesnya terbilang cukup mudah karena sudah merupakan jalan setapak beraspal yang bisa dilalui berbagai kendaraan. Atau bisa juga dengan memakai kendaraan umum, seperti bus kota atau angkot yang berhenti di desa tujuan anda. Lalu dilanjutkan dengan naik ojek.
Harga Tiket Masuk Kawasan Taman Nasional
Harga tiket masuk kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai cukup beragam, tergantung kegiatan yang akan anda lakukan di sana. Untuk pengunjung umum, hanya diberlakukan tarif sekitar Rp. 5.000 untuk WNI dan Rp. 150.000 untuk WNA. Namun jika anda datang bersama rombongan, tarifnya menjadi Rp. 3.000 saja per orang. Tarif ini berlaku dari hari Senin sampai dengan Sabtu.
Sedangkan di untuk hari minggu dan hari libur nasional, biaya yang dikeluarkan menjadi Rp. 7.500 bagi WNI dan Rp. 225.000 bagi WNA. Sedangkan yang datang bersama rombongan minimal 10 orang hanya perlu mengeluarkan biaya sebesar Rp. 4.500 saja. Namun bagi anda yang ingin melakukan rekreasi alam bebas, akan ada biaya tersendiri.
Seperti berkemah Rp. 5.000 per hari atau per kemah, tracking Rp. 5.000 per orang, hingga outbound training Rp. 150.000 per orang. Namun untuk kegiatan sosial dan kegiatan religi, tidak diberlakukan tarif masuk. Akan tetapi, kegiatan sosial dan kegiatan religi hanya berlaku untuk masyarakat lokal setempat.
Selain itu, taman nasional ini juga seringkali dijadikan sebagai tempat penelitian. Jika anda tertarik, penelitian di sini hanya perlu membayar Rp. 100.000 sampai Rp. 250.000 saja per orangnya dengan lama waktu kurang dari 1 bulan hingga 12 bulan. Sedangkan bagi pelajar atau mahasiswa yang ingin melakukan penelitian berlaku tarif 0 rupiah.
Ragam Aktivitas yang Menarik Dilakukan
1. Trekking dan Mendaki Puncak Gunung
Trekking kawasan taman nasional hingga mendaki puncak Gunung Ciremai menjadi salah satu kegiatan menarik favorit wisatawan, khususnya para pecinta alam. Apalagi sebagai gunung tertinggi di Jawa Barat, tentunya gunung ini mempunyai tantangan tersendiri bagi siapapun yang ingin menaklukkan puncaknya.
Medan menuju puncak pun tidak bisa dibilang mudah, belum lagi dengan cuaca yang labil dan mata air yang cukup sulit ditemukan di sepanjang jalur menuju puncak. Namun itulah yang menjadi tantangan dan menguji adrenalin para pendaki. Terlebih setelah sampai di puncak, semua lelah dan keringat selama mendaki akan terbayar lunas dengan keindahan alam puncak gunung tersebut.
Di sana anda akan menemukan hamparan bunga edelweis, hingga pemandangan hijau di sekeliling yang begitu menyegarkan mata. Tidak lupa udara sejuk khas pegunungan akan langsung menyapa seolah menyambut kedatangan para pengunjung. Suasana yang tidak akan bisa anda temukan setiap hari, sehingga menjadi amat berkesan.
2. Camping
Di kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai, sudah tersedia bumi perkemahan di beberapa titik bagi para pendaki yang ingin sekaligus bermalam setelah mendaki gunung. Beberapa camping ground yang ada di daerah tersebut antara lain Bumi Perkemahan Balong Dalem, Bumi Perkemahan Cibunar, Bumi Perkemahan Palutungan, dan Bumi Perkemahan Woodland Hulu Ciawi.
Lalu bagi anda yang ingin bermalam di antara hamparan hutan pinus, ada juga Bumi Perkemahan Cipanten yang sangat direkomendasikan. Di sana anda bisa menikmati rasanya tidur di bawah bintang bintang dan dikelilingi hutan pinus. Membuat suasana terasa lebih syahdu, apalagi ketika hari sudah mulai gelap.
3. Curug Putri
Di kawasan TNGC, anda bisa menemukan beberapa objek wisata cantik sekaligus. Salah satunya yaitu Curug Putri yang bisa anda tempuh dengan berjalan sekitar 300 meter saja dari arah pos masuk. Jalur menuju Curug Putri sendiri tidak begitu sulit untuk dilalui, sehingga tidak akan terlalu memberatkan anda.
Sesampainya di area curug, anda akan menjumpai air terjun dengan aliran yang cukup deras mengalir dari ketinggian sekitar 20 meter. Di sana anda bisa menikmati udara segar dan ditemani gemericik suara air terjun yang jatuh. Bisa juga bermain air di tepian telaga di bawah air terjun, tapi sebaiknya tetap berhati hati.
4. Situ Cicerem
Kejernihan air juga bisa anda temukan di Situ Cicerem. Situ ini bahkan mempunyai nama lain Danau Cermin lantaran airnya yang sebening cermin. Sayangnya anda tidak oleh berenang di kawasan tersebut. Namun anda tetap bisa menikmati udara segar di sekitar, hingga mengabadikan keindahan Situ Cicerem melalui sebuah potret.
5. Telaga Remis
Telaga Remis memiliki kawasan dengan luas sekitar 2,82 hektar dari total luas Taman Nasional Gunung Ciremai. Di sini, anda dapat menikmati berbagai aktivitas sekaligus. Mulai dari memancing, melihat pepohonan pinus di sekitar yang menjulang tinggi, berburu foto, hingga mengayuh sepeda jika kebetulan membawa sepeda ke sana.
6. Sumur Tujuh Cikajayaan
Penduduk sekitar biasanya melakukan wisata religi ke Sumur Tujuh Cikajayaan. Sebab menurut kepercayaan masyarakat lokal, sumur ini dulunya dijadikan sebagai tempat petilasan wali yang berasal dari Cirebon. Bahkan Sumur Tujuh Cikajayaan disebut telah berusia hingga ratusan tahun.
Tips Mendaki ke Gunung Ciremai
Bagi anda yang tertarik berkunjung ke Taman Nasional Gunung Ciremai, terdapat beberapa tips yang perlu diperhatikan. Karena gunung ini termasuk dalam kawasan taman nasional, maka setiap pengunjung yang hendak melaksanakan kegiatan di sana pun harus melapor terlebih dahulu ke petugas Balai Besar TNGC setempat. Yang mana pelayanannya dimulai dari pukul 08.00 hingga 15.00 WIB.
Objek wisata Taman Nasional Gunung Ciremai yang berada di Provinsi Jawa Barat, sangat cocok dijadikan sebagai destinasi untuk mengisi kegiatan liburan anda berikutnya. Di sana, anda tidak hanya akan mendaki gunung saja. Sebab banyak hal menarik lainnya yang disimpan pada kawasan taman nasional tersebut.